Hingga saat ini Indonesia memiliki 34 Propinsi yang tersebar dari Sabang sampai Meroke. Dari propinsi tersebut terdapat bangsa-bangsa dan suku suku, maka tak heran bila Indonesia memiliki kekayaan budaya yang banyak dan beragam. Salah satu budaya tersebut adalah permainan tradisional yang telah ada sejak lama.
Dari beberapa permainan tersebut ada permainan tradisional yang menggunakan alat dan ada permainan tradisional yang tidak menggunakan alat. Alat bantu yang digunakan misalnya bambu, kayu, batu, genting, karet, tali, karung, beling, kulit buah, bola kasti, rotan, dan lain-lain. Berikut ini beberapa jenis permainan tradisional yang dimainkan dengan alat bantu.
1. Bakiak raksasa (Bakiak beregu)
Bakiak beregu merupakan sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku dikedua sisinya. Di beberapa daerah terdapat nama-nama yang berbeda-beda seperti Bakiak (Jawa Tengah), Bangkiak (Jawa Timur), Terompa Galuak (Sumatra Barat). Manfaat: Melatih keseimbangan, Melatih kekompakan, Menguatkan otot-otot kaki.. Cara Bermain: Bakiak beregu adalah lomba memakai bakiak yang dipakai secara bersama (satu tim), dilombakan dalam beberapa bacara seperti peringatan hari kemerdekaan.
2. Balap karung
Balap karung adalah permainan adu cepat menuju tujuan tertentu dengan cara seseorang berada di dalam karung kemudian meloncat saling mendahului. Permainan ini dilakukan di lahan memanjang sekitar 20 meter dan lebar 3-4 meter yang dibagi menjadi 4 atau 5 jalur. Sementara, peralatan yang diperlukan adalah karung beras dengan jumlah yang disesuaikan dengan pemainnya.
Permainan dimulai dengan setiap peserta berdiri berjejer menghadap karung masing-masing yang diletakkan di bawah. Kemudian setelah terdengar aba-aba dimulainya permainan, maka setiap peserta memakai karungnya masing-masing dan berberak maju dengan cara meloncat-loncat dengan dua kaki, melangkah pelan-pelan atau lari biasa. Antara peserta tidak boleh saling menubruk atau menghalangi lawan. (baca selengkapnya ...)
3. Balap mobil kulit jeruk
Sebelum ramainya mainan buatan pabrik, anak-anak zaman dulu kreatif membuat mainannya sendiri, salah satunya adalah membuat mainan dari kulit jeruk. Kulit jeruk bali yang sudah dimakan daging buahnya akan dibuat mainan seperti badan gerobak. Potongan kulit jeruk tersebut dibentuk roda, badan gerobak, dan tutung/atap gerobak. Dua buah roda disambung dengan lidi hingga membentuk roda dengan as-nya. As yang terbuat dari batang lidi tersebut akan ditusukkan ke badan bawah roda. Kemudian dilanjutkan dengan menyambung atap dan alas gerobak yang juga memakai lidi. Untuk menariknya menggunakan benang. (baca selengkapnya ...)
4. Boi-boian
Boi Boian adalah permainan tradisonal yang dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang pemain. Cara memainkannya yaitu dengan menyusun lempengan batu atau pecahan genting atau porcelen yang berukuran relatif kecil. Bolanya bisa menggunakan bola tenis/kasti, namun anak anak biasa membuat sendiri bola yang terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik yang diikat dengan karet gelang, empuk dan tidak keras sehingga tidak melukai.
Satu orang bertugas sebagai penjaga lempengan, yang lainnya kemudian bergantian melempar tumpukan lempengan itu dengan bola sampai roboh semua. Setelah roboh maka penjaga harus mengambil bola dan melemparkannya ke anggota lain yang melempar bola sebelumnya. Yang terkena lemparan bola yang gantian menjadi penjaga lempengannya. (baca selengkapnya ...)
5. Bola bekel
Beklen atau bekel merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak perempuan yang berumur 6-12 tahun. Jumlah pemain dalam permainan beklen ini minimal 2 orang atau lebih. Alat yang digunakan dalam permainan ini diantaranya bola bekel dan 10 buah kuwuk. Bola bekel biasanya berdiameter 2-4cm dan berwarna warni. Sedangkan kuwuk berbentuk seperti keong laut yang berukuran kecil. Media yang digunakan hanya lantai yang rata. (baca selengkanya ...)
6. Congklak
Congklak / congkak / daku / dakon adalah permainan anak-anak perempuan dengan memindahkan biji-bijian dalam tempat dari kayu. Dimainkan dengan alat seperti perahu kecil yang memilliki 16 lekukan bundar sebagai tempat 98 biji ataupun kewuk/kuwuk (kulit kerang).
Badan congklak terbuat dari kayu yang diberi 16 lekukan bundar. Lekukan kecil terdiri dari 14 buah yang dijadikan 2 deretan, masing-masing disebut anak. Kemudian 2 buah lekukan besar disebut indung (induk) yang terletak di bagian tengah badan kayu disebelah kiri dari masing-masing deretan. Masing-masing lekukan diisi 7 biji kewuk (kecuali 2 lekukan indung dikosongkan). Permainan dilakukan oleh dua orang berhadapan. Masing-masing mempunyai 7 buah lekukan anak dengan 1 lekukan indung yang terletak di sebelah kirinya.
Saat permainan dimulai, kedua pemain bersama-sama mengambil kewuk dari salah satu lekukan anak yang dimilikinya lalu dibagikan ke setiap lekukan dan indung (kecuali indung lawan) secara merata. (baca selengkapnya ...)
7. Dam-daman
Dam daman atau Damdas adalah jenis permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh dua orang pemain. Permainan ini dimainkan diatas papan yang mempunyai pola papan khusus.
Untuk membuat permainan ini caranya memang sangat simpel dan mudah. Anda hanya memerlukan alat tulis untuk membuat garis dan juga alas untuk lapangan bermain. Adapun garis yang dipakai untuk memainkan permainan ini yaitu dengan bentuk segi empat. Kemudian dalam segi empat tersebut terdapat garis kecil segitiga dan 32 persegi.
Sebenarnya dam daman ini hampir serupa dengan permainan catur. Sebab tiap pemain harus bergantian untuk menjalankan pion mereka. Nah, disini anda hanya bisa makan atau dimakan saja. (baca selanjutnya ...)
8. Egrang
Egrang adalah permaianan anak-anak yang menggunakan galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Cara memainkan : Kedua kaki menginjak titian yang terdapat pada masing masing bambu, kemudian langsung dibgunakan untuk berjalan. Permainan ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Untuk itu diperlukan kehati-hatian agar tidak terjatuh. (baca selengkapnya ...)
9. Gasing
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional yang memakai kayu yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik, umumnya terbuat dari kayu yang dibubut. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan. (baca selengkapnya ...)
10. Gatrik
Gatrik atau patok lele adalah permainan yang memakai alat dari dua potongan kayu atau bambu berukuran sekitar 30 cm dan yang satunya berukuran lebih kecil untuk dipukul ke arah lawan. Gatrik atau di daerah lain sisebut tak kadal, patil lele, atau benthi merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak secara kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 2 orang sampai 4 orang dengan menggunakan alat dari dua potongan bambu yang berbeda ukuran. (baca selengkapnya ...)
11. Kelereng atau gundu
Permainan Nekeran, Kelereng atau gundu merupakan permainan tradisional Jawa yang hingga kini masih cukup sering dimainkan. Permainan ini mempunyai banyak sekali variasi, namun yang paling sering dimainkan adalah permainan gundu lingkar. (baca selengkapnya ...)
12. Ketapel
Ketapel, Bandring atau Bandringan adalah alat pelontar batu dari kayu berbentuk huruf 'Y', termasuk permainan dan olahraga yang berasal dari daerah Jawa Barat. Diperlukan ketangkasan untuk memainkannya. Uniknya, permainan ini masih eksis sampai saat ini. Karena sifatnya berbahaya, permainan ini harus mendapat pengawasan orang tua. Adapun bahan dari alat permaianan ini ialah kayu, karet dan kulit. (baca selengkapnya ...)
13. Klingsian
Klingsian merupakan permainan adu kuat yang berisi buah asam, yang terlebih dulu diasah pada benda berpermukaan kasar hingga separuh atau hingga terlihat bagian dalamnya. Kemudian biji tersebut ditempelkan pada pecahan kaca/keramik menggunakan beberapa cara misalnya dengan tepung kanji yang sudah dimasak, getah pohon, atau putih telur, tetapi tidak boleh menggunakan lem.
Anak-anak jaman dulu menempelkan biji asem memakai air liur kemudian dijemur sambil ditindih atau dihimpitkan dengan benda keras supaya lebih rekat. Setelah kering, untuk memperkuat bisa menggunakan getah pohon yg lengket. (baca selengkapnya ...)
14. Lenggang rotan
Lenggang rotan atau Hulahop adalah sebuah permainan yang menggunakan gelang berukuran besar untuk diputar di bagian perut, pinggul atau leher. Lenggang rotan mengharuskan pemainnya menggoyangkan tubuh terutama pada bagian pinggul dan perut. Pada Permainan Tradisional Lenggang Rotan dari Aceh (NAD), Rotan yang digunakan biasanya seukuran jempol tangan bahkan bisa lebih kecil. Permaianan ini umumnya juga terdapat di dataran tinggi Gayo, karena di sana memang terdapat banyak rotan. (baca selengkapnya ...)
15. Lompat tali karet
Lompat Tali atau Lompat Tali Karet adalah salah satu permainan anak-anak betawi yang hingga kini masih dimainkan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan, tapi terkadang anak laki-laki pun ikut nimbrung memainkannya. Permainan lompat tali/karet ini menggunakan media sebuah tali kecil atau karet, sekitar lima meter panjangnya. Kedua ujungnya masing-masing dipegang oleh seseorang, lalu diputar sehingga turun naik ke atas dan ke bawah. Kemudian dua anak lain melompat-lompat mengikuti gerak tali itu dengan hitungan dan gaya tertentu. Jika ia terjatuh, maka rekannya yang lain mendapat giliran untuk melompat. (baca selengkapnya ...)
16. Mercon Bumbung (petasan bambu)
Mercon Bumbung atau meriam bambu adalah salah satu permainan yang dibuat dari bambu yang besar berdiameter luar sekitar 15 cm, ketebalan sekitar 1-1,5 cm dan memiliki panjang sekitar 4-5 buku bambu (1 buku bambu sekitar 30cm bagi bambu dewasa). Meriam ini akan diberi minyak tanah dan sumbu. Bambu akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Saat disulut, badia batuang akan menghasilkan dentuman yang keras. (baca selengkapnya ...)
17. Nglarak
Nglarak blarak merupakan permainan rakyat sejenis pacuan kereta yang terbangun dari blarak atau pelepah kelapa. Tiga pemuda kekar menarik kereta dengan sekuat tenaga mengelilingi sebuah arena pertandingan. Bisa dibayangkan bagaimana sang joki yang perempuan harus memegang kendali dengan sangat kuat, menjaga keseimbangan tubuh, serta tidak takut sakit ketika jatuh terhempas akibat kencangnya kereta blarak yang dipacu. Adu cepat berlangsung di lapangan dengan tanah keras dan berumput itu sebenarnya bikin jantung siapa pun dag dig dug tidak karuan sejak awal pertandingan berlangsung.
18. Pletokan
Pletokan merupakan salah satu permainan di daerah Jakarta. Di Jawa barat, orang Sunda menyebutnya Bebeletokan. Bebeletokan adalah Pistol mainan dari bambu yang pelurunya dari daun-daunan atau kertas basah. Pletokan atau di Lampung disebut Bedil Betung/Jejok adalah pistol mainan yang terbuat dari dari bambu. Dalam memainkannya diperlukan keakuratan dan kekuatan tembakan. Tembakan pistol mainan ini berasal dari dorongan satu tangan pemainnya. Sementara tangan lainnya digunakan untuk memegang selongsong. Selongsong dan pendorong terbuat dari bambu, sedangkan pelurunya dari daun-daunan atau kertas basah. (baca selengkapnya ...)
19. Rangka Alu
Rangku Alu adalah sebuah permainan dan tarian asal Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Permainan dilakukan dengan empat orang memegang empat tongkat bambu memakai tongkat membentuk palang dan menggerak-gerakkannya sementara orang lainnya harus melompat-lompati bagian celahnya agar tidak terjepit bambu.
20. Sepak sawut
Sepak sawut merupakan permainan tradisional masyarakat Kalimantan. Sepak sawut adalah sebuah permainan seperti permainan sepak bola pada umumnya. Namun yang membedakan dengan permainan sepak bola yaitu pada bola yang digunakan untuk bermain merupakan bola yang berapi.