Daftar 21 Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Lampung adalah sebuah provinsi paling Selatan di pulau Sumatra, Indonesia, dengan ibu kota atau pusat pemerintahan berada di kota Bandar Lampung. Di provinsi ini terdapat bermacam-macam nama permainan tradisional yang masih dimainkan hingga sekarang ataupun tidak. Berikut ini kami sajikan beberapa permainan tradisional dari daerah Lampung, lengkap dengan gambar dan cara bermainnya.

Daftar 21 Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Daftar isi:


1. Balang-balang

Balang-balang merupakan sebuah permainan yang mengandalkan keahlian pemain dalam memukul baling-baling hingga terlempar sambil berputar kencang. Pemenang ditentukan pada pemain yang melempar bilah balang-balang paling jauh. Permainan ini masih dapat kita temukan di Kecamatan Abung Timur.


2. Bedil Betung/Jejok
Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung
Sumber : Kemdikbud
Bedil Betung/Jejok (di Jawa barat namanya Bebeletokan) adalah pistol mainan yang terbuat dari dari bambu, mainan ini bisa ditemukan di Kecamatan Abung Timur. Dalam memainkannya bedil betung/jejok diperlukan keakuratan dan kekuatan tembakan. Tembakan pistol mainan ini berasal dari dorongan satu tangan pemain. Sementara tangan lainnya digunakan untuk memegang selongsong. Selongsong dan pendorong terbuat dari bambu, sedangkan pelurunya dari buah leak.

Cara bermainnya adalah, pertama-tama selongsong diisi buah leak lalu didorong oleh bambu pendorong hingga ujung selongsong namun todak sampai keluar. Selanjutnya selongsong tersebut bila akan digunakan inggal diisi buah leak lagi dengan dorongan yang cepat hingga buah leak yang di depannya terdorong keluar dari selongsong. 

Para pemain terbagi dalam dua kelompok. Posisi kelompok saling berhadapan dengan jarak sekitar enam meter. Setelah aba-aba permainan dimulai. Mereka saling serang dengan akurasi tembakan pada badan hingga kaki kelompok lawan. Layaknya seperti di medan pertempuran, para pemain yang telah terkena tembakan dinyatakan gugur. Pemenang adalah kelompok yang berhasil menembak seluruh anggota kelompok lawan.


3. Bledukan/Jeduman

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Bledukan merupakan salah satu permainan tradisional yang terdapat di Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. Pada masa lalu, bledukan terbuat dari bambu dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah, Bledukan biasa digunakan masyarakat Lampung Utara ketika sedang manjau pada saat upacara adat atau begawi. Pada saat ada kunjungan besan sewaktu lamaran ataupun pernikahan selalu ditandai dengan bunyi bledukan kemudian diikuti dengan alunan musik kolintang.

Pada saat ini, permainan biasa dilakukan secara beramai-ramai baik oleh anak laki-laki, anak perempuan maupun orang dewasa. Bentuk dari bledukan seperti senapan dengan panjang sekitar 120 -150 cm dan memiliki 2 pegangan yang berukuran sekitar 30-50 cm. Bledukan terbuat dari kaleng-kaleng bekas makanan dan botol-botol bekas minuman yang disambung satu per satu kemudian dibalut oleh kain dan direkatkan oleh karet. Pada masa lalu, bledukan terbuat dari bambu dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah. Ketika minyak tanah sukar didapat, berubahlah bahan baku bledukan menjadi menggunakan kaleng bekas makanan dan botol bekas minuman dengan bahan bakarnya spiritus.


4. Bola Beracun
Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung
Sumber: Blog Besar Kacamata
Bola Beracun merupakan permainan tradisional melempar sandal yang masih dapat dijumpai di Kecamatan Abung Timur. Permainan yang dikenal dengan nama Dodge Ball ini adalah suatu olahraga tim yang dimainkan dengan melemparkan bola karet ke lawan. 

Ada tiga sistem permainan yang berbeda untuk menentukan pemenang, yaitu sistem eliminasi, sistem waktu, dan sistem skor. Pada sistem eliminasi, tim pemenang adalah tim pertama yang berhasil mengeliminasi seluruh anggota tim lawan. Sementara itu, sistem waktu menggunakan waktu sebagai pembatas permainan dan tim dengan jumlah pemain terbanyak yang masih bertahan adalah pemenangnya. Dalam sistem skor, penghitungan nilai dilakukan pada akhir pertandingan dengan melihat jumlah pemain yang masih berada di dalam lapangan.

Masing-masing tim Dodgeball terdiri dari 6-10 pemain yang dibagi ke dalam dua bagian lapangan (seukuran lapangan Voli) yang berbeda. Pemain tidak diperbolehkan menyeberang ke daerah lawan.Tim lawan yang terkena lemparan bola harus keluar, namun bila bola berhasil ditangkap maka si pelempar bola harus keluar lapangan. (sumber: Blog Besar Kacamata)


5. Pukang (Gasing)
Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung
Gasing Khas Bangka Belitung. Sumber : Pariwisata Indonesia
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara. Di Lampung Gasing dikenal dengan mana Pukang. Gasing berbahan dasar kayu ini diukir sedemikian rupa sehingga menarik dan mampu bertahan hingga putaran yang lama sekali. Gasing ini kemudian diadu atau dibenturkan antar satu dengan yang lainnya, dengan cara membenturkan gasing lawan dengan gasing kita. Kemudian berlomba untuk lebih lama berputar di arena yang disediakan.


6. Jemamok

Jemamok adalah sebutan anak-anak di Desa Peraduan Waras, Lampung Utara, bagi sebuah permainan mencari tempat persembunyian pemain sambil menjaga "benteng" pertahanan agar tidak disentuh atau dipegang oleh pemain lain. Dalam konteks ini, "benteng" adalah sebuah batang pohon - disebut asinan - yang harus dijaga oleh seorang pemain dari "serangan" (sentuhan) pemain lain. Kapan dan dari mana permainan ini berasal sudah tidak diketahui lagi, namun menurut penuturan penduduk setempat, sejak zaman penjajahan Jepang jemamok sudah dimainkan oleh anak-anak Desa Peraduan Waras.

Permainan jemamok dapat dimainkan secara bersama-sama oleh 5-20 orang laki-laki dan perempuan berusia antara 7-13 tahun. Dari sekian banyak pemain tersebut, nantinya hanya satu orang yang menjadi penjaga asinan, sedangkan sisanya akan bersembunyi sambil menunggu waktu tepat untuk "menyerang" asinan yang dapat berada di halaman rumah, halaman rumah adat, halaman sekolah, atau di kebun.

Aturan permainan jemamok tergolong sederhana, yaitu seorang pemain yang kebetulan mendapat giliran menjaga asinan harus mencari pemain lain yang sedang bersembunyi. Apabila dia dapat menemukan seluruh pemain yang bersembunyi, maka pemain pertama yang diketahui pesembunyiannya akan menggantikannya menjaga asinan. Namun, apabila di tengah-tengah permainan asinan berhasil disentuh atau dipegang oleh pemain yang belum tertangkap, maka pemain yang telah tertangkap akan bebas kembali dan si penjaga asinan harus mengulangi lagi mencari seluruh pemain.

Adapun proses permainannya diawali dengan memilih satu orang pemain yang akan menjaga asinan dengan jalan gambreng dan suit. Gambreng dilakukan dengan menumpuk telapak tangan masng-masing peserta yang berdiri membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, secara serentak tangan-tangan tersebut akan diangkat dan diturunkan. Pada saat diturunkan, posisi tangan akan berbeda-beda (ada yang membuka telapak tangannya dan ada pula yang menutupnya). Apabila yang terbanyak adalah posisi telapak terbuka, maka yang memperlihatkan punggung tangannya dinyatakan menang dan gambreng diulangi lagi hingga nantinya tinggal tersisa hanya dua orang peserta. Kedua orang tersebut akan melakukan suit untuk menentukan siapa yang menjaga asinan.

Setelah semua siap, penjaga asinan harus menghadap ke asinan sambil berhitung dengan mata tertutup sebelum pemain lainnya bersembunyi. Selesai hitungan, penjaga asinan baru diperbolehkan untuk mencari tempat persembunyian pemain lain. Selama pencarian tersebut, dia akan berlarian ke tempat-tempat yang dirasa ada pemain yang sedang bersembunyi. Apabila berhasil menemukannya, maka penjaga asinan dan pemain yang dikenai tadi akan berlari secepatnya menuju asinan. Jika penjaga berhasil menyentuh asinan terlebih dahulu, berarti pemain berhasil tertangkap. Begitu seterusnya hingga seluruh pemain yang bersembunyi tertangkap. Selanjutnya, pemain pertama yang tertangkap harus menggantikan pemain penjaga asinan. Namun, apabila asinan berhasil diserang, maka seluruh pemain yang telah tertangkap dapat "lepas" kembali dan menjaga harus mencarinya lagi. Permainan jemamok akan berakhir apabila para pemainnya telah merasa lelah atau puas bermain. (ali gufron)

Sumber: Hindun (54 Tahun), Desa Peraduan Waras, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara


7. Kebabeng
Daftar permainan Tradisional Lampung
Sumber: Kemdikbud
Kebabeng merupaka permainan tradisional yang dimainkan dengan ketangkasan dan keahlian memutarkan buah karet dengan kencang, permainan ini dapat dijumpai di Kecamatan Abung Timur
Kebabeng. Permainan Kebabeng lebih bersifat perorangan, namun dapat juga dimainkan secara berkelompok. Persaingan hanya dilihat dari ketangkasan dan keahlian pemain agar buah karet miliknya dapat berputar dengan kencang. Bahan yang diperlukan untuk membuat alat permainan ini tergolong mudah didapat, yaitu sehelai tali, sebilah bambu, dan buah karet. Teknik memainkan permainan ini adalah dengan menarik kedua ujung tali yang telah diberi dua bilah bambu. Pada bagian tengah sudah terpasang buah karet yang telah dilubangi pada kedua sisinya. Kesenangan yang diperoleh adalah saat buah karet miliknya dapat berputar dengan kencang.


8. Kethekan

Ketekhan berasal dari bahasa Lampung yang berarti kitiran. Permainan ketekhan dimainkan oleh anak laki-laki, jumlah pemain 2 orang atau lebih, usia dari 7 sampai 12 tahun.  Masing-masing peserta mempergunakan sebuah alat kitiran terbuat dari sebuah karet/para yang dilubangi dari atas sampai bawah. Besarnya lubang tersebut kira-kira sebesar paku senta. Kemudian dilengkapi dengan baling-baling serta benang sedemikian sehingga dengan menarik benang baling-naling dapat berputar.

Dilakukan di halaman rumah atau halaman sekolah. Dengan membuat garis start dan garis finish dengan jarak 20 m atau lebih. Semua pemain berjajar pada garis start dan garus finish dengan jarak 20 m atau lebih. Semua pemain berjajar pada garis start dengan masing-masing kitirannya. Setelah juri member aba-aba, semua peserta berlari sambil membawa alat kitiran/baling-baling dengan keadaan tetap berputar sampai ke garis finish dan kembali lagi ke garis start. Kemudian juri akan menentukan satu orang sebagai pemenang. Bila pemenangnya lebih dari satu orang, maka diadakan suit diantara pemenang.

Sebagai hukuman terhadap yang kalah, pemenang didukung/digendong secara bersama-sama oleh pemain yang kalah dari mulai garis start finish dan kembali ke garis start. (Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1492/permainan-ketekhan)


9. Kikhikan
Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung
Sumber: Kemdikbud
Kikhikan merupakan salah satu permainan tradisional berupa memutar baling-baling kayu, permainan ini masih bisa kita temukan di Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. Permainan ini menggunakan prinsip kecepatan putaran baling-baling karena ditarik oleh benang. Proses pembuatannya adalah: poros baling-baling dilubangi dan diberi sebilah bambu. Kemudian, biji karet dilubangi pada bagian atas dan bawah serta bagian tengah. Lubang bagian atas dan bawah digunakan untuk memasukan sebilah bambu. Sementara, lubang bagian tengah digunakan untuk memasukan tali sebagai alat penariknya.


10. Kucing buta

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Kucing buta adalah permainan anak-anak yang dimainkan dengan cara salah seorang pemain matanya ditutup dengan kain, sehingga tidak dapat melihat seperti orang buta, dari sinilah permainan ini disebut kucing buta. Permainan ini dilakukan di halaman rumah, di lapangan yang datar. Mereka memilih salah seorang menjadi pemeran kucing buta dan kadang-kadang ada yang langsung rela untuk memainkan kucing itu.

Pemeran kucing buta ditutup matanya dengan serbet atau sapu tangan sehingga tidak bisa melihat. Semua pemain berpegang tangan membentuk lingkaran mengelilingi kucing buta, sambil melagukan seperti syair kucing buta cari aku, siapa dapat aku menunggu sampai dua tiga kali sesuai kesepakatan. Seluruh pemain secara serentak duduk berjongkok dan diam tak bersuara. Bila di antara anak-anak ada yang bersuara maka dengan spontan kucing buta menuju suara tersebut dan langsung merangkulnya dan menyebut namanya. Bila tebakan tersebut benar maka kucing buta dikatakan menang oleh musuh-musuhnya. Sehingga terjadi pergantian pemeran kucing buta. Bila tebakannya salah maka kucing buta statusnya tetap dan permainan dilanjutkan seperti semula.


11. Lempar selop (Lempar sendal)

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Permainan lempar selop adalah permainan melempar sandal pada tumpukan sandal yang dibentuk kerucut. Dalam permainan setiap pesertanya harus setor satu sandal yang mereka pakai.

Permainan dilakukan dengan menumpuk sendal di sebuah tempat yang nantinya akan dirubuhkan oleh salah seorang yang bersembunyi. pertama-tama dilakukan pengundian untuk menentukan siapa yang akan menjaga sendal dengan cara hompimpa. Kemudian seorang pemain yang mendapat hukuman menjaga sandal harus lebih dulu menemukan semua pemain yang bersembunyi.


12. Main lidi

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Main lidi merupakan permainan anak-anak dengan menancapkan lidi di tanah sepanjang lebih kurang sejengkal dari tanah.

Jalannya Permainan - Sebuah lidi ditancapkan di tanah sepanjang sejengkal dengan jarak satu meter dari lidi dibuat satu garis yang gunanya sebagai batas tempat berdirinya pemain untuk memasukkan karet gelang pada lidi. 

Urutan pemain dilaksanakan dengan jalan semacam undian. Misalkan ada 3 orang pemain, mula-mula mereka melakukan um-pi-pa (hom pim pah), mendapat urutan pertama, dan menang dalam suit mendapat urutan kedua sedang satunya lagi mendapat urutan terakhir. Kemudian mereka menentukan berapa karet taruhan bagi masing-masing pemain. Kalau misalnya masing-masing taruhan lima karet gelang berarti terdapat karet taruhan sebanyak 15 buah.

Pemain pertama melemparkan sekaligus ke 15 karet tersebut ke arah lidi dari garis batas. Kalau ada karet yang masuk/mengalung pada lidi, maka karet tersebut menjadi miliknya. Karet yang masih sisa/ tidak mengalung pada lidi dimainkan oleh pemain kedua. Dan bila masih bersisa, dimainkan oleh pemain terakhir. Bila dalam pelemparan oleh masing-masing anggota tadi tidak ada karet yang masuk/mengalung pada lidi, karet-karet tersebut masih tetap dimainkan oleh mereka sesuai dengan urutan masing-masing. Bila telah habis diadakan taruhan baru sesuai dengan persetujuan, yang kemudian mencari urutan pemain kembali dengan jalan undian seperti di atas. (sumber: Website Budaya Indonesia)


13. Ngakuk wai

Ngakuk wak adalah salah satu permainan provinsi Lampung yang dilakukan dengan cara mengambil air memakai tabuw atau buah maja.


14. Nyumput sarung

Nyumput sarung atau dalam bahasa Indonesia artinya sembunyi dalam sarung merupakan permainan tradisional dari kota Bandar Lampung. 


15. Panahan

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Panahan merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh anak laki-laki berumur 10 – 15 tahun. Permainan ini berasal dari Kota Agung, Lampung Selatan.

Permainan ini berbentuk panah dari bambu. Tempat anak panah bulat ujungnya dicoak diikat dengan tali karet dan tali benang kasur. Anak panah terbuat dari bambu kering yang dipotong kecil-kecil panjang, pada pangkal bambu dipasang hiasan dari daun kelapa kering dibentuk kitiran diselipkan dibambu. Bagian ujung bambu tempat menyimpan anak panah. (sumber : Website Beautiful Indonesia)


16. Pidak

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Pidak merupakan permainan memecahkan biji karet yang bisa dijumpai di Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. Permainan ini dimainkan paling sedikit oleh dua orang. Masing-masing memiliki sejumlah buah karet. Persaingan untuk menang ada dalam permainan ini. Caranya, dua buah karet yang ditumpuk kemudian dipukul dengan menggunakan tangan salah seorang pemain hingga salah satu buah karet yang ditumpuk itu pecah. Penentuan pemenang adalah, apabila setiap pemain memiliki 10 buah karet. Enam di antaranya pecah, maka ia dianggap kalah. Karena, hanya 4 buah karet yang tidak pecah. Sementara lawannya memiliki 6 buah karet yang tidak pecah. (sumber : Website Beautiful Indonesia)


17. Sasego'an

Sasego’an merupakan kata dari bahasa lampung yang artinya "Main sumput-sumputan" atau sembunyi-sembunyian. Secara lengkapnya, Sasegoan adalah permainan Menyembunyikan sesuatu untuk ditemukan lawan main.

Permainan ini pada umumnya hanya dilakukan oleh anak-anak perempuan saja. Usia para peserta berkisar antara 7-13 tahun, dan dilakukan oleh sekurang-kurangnya 4 orang anak.

Permainan ini sebenarnya hanya semacam permainan sumput-sumputan yang hanya menggunakan peralatan sepotong kapur tulis, sepotong arang untuk menggambar, dan bagi masing- masing peserta sebatang lidi kecil kurang lebih 1cm, atau pecahan kecil dari beling kaca atau sebuah batu kecil yang gunanya untuk disembunyikan dalam permainan ini.

Cara bermaian - Masing – masing anak (A,B,C dan D) duduk berjongkok di tanah saling bertolak belakang (membelakangi) dengan jarak masing-masing peserta kurang lebih 2 meter. Masing-masing anak ini membuat gambar segi empat dengan panjang sisi masing-masing segi ampat kurang lebih 10cm, kemudian segi empat tadi dibagi menjadi empat bagian Setelah selesai, masing-masing memperlihatkan kepada peserta lainnya alat atau barang yang akan disembunyikan pada salah satu petak di dalam segi empat tersebut.

Setelah itu masing-masing anak mulai menyembunyikan alatnya pada salah satu petak dari segi empat tadi secara sembunyi-sembunyi dan hati-hati jangan sampai anggota lain mengintip tempat ia menyembunyikan alat tadi. Cara menyembunyikannya adalah dengan jalan menggali pada salah satu petak secara hati-hati jangan sampai terlihat ada bekas galian ataupun ada bekas timbunan pada tempat tersebut. 

Setelah penyembunyian di lakukan oleh masing-masing mereka harus mengatakan khadu, yang artinya sudah. Seterusnya ke empat anak (A,B,C dan D) bergiliran mencari alat permaian temannya yang disembunyikan tadi. Setiap orang hanya di bolehkan menebak dan mencari satu petak saja dan bagian yang lain untuk ditebak dan dicari teman-teman yang lainnya. Jika si A berhasil menebak tempat sembunyian si B dan berhasil menemukan alat si B, maka si B mempunyai utang 1 point. Selanjutnya si B kembali mennyembunyikan alatnya tadi pada salah satu petak tadi untuk ditebak dan dicari si C dan si D. Begitu seterusnya pada yang lainnya. (Sumber: Website Budaya Indonesia)


18. Sumput Bata

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Sumput Bata adalah permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak di daerah Kota Bandar Lampung. Permainan ini juga ada di daerah lain di Indonesia. Di Jawa Barat, permainan ini dikenal dengan nama bancakan atau ucing bendrong. Permainan ini menggunakan tumpukan bata sebagai media bermainnya.

Cara melakukan permainan ini adalah dengan menumpuk 8-12 batu bata secara bertumpuk (vertikal), kemudian para pemain melakukan pengundian untuk mengurutkan pemain saat melempar. Biasanya, pengundian tersebut dilakukan dengan cara hompimpah, setelah itu pemain berjejer sesuai urutan dengan jarak yang disepakati bersama. 

Setelah itu, satu persatu pemain melemparkan batu bata ke arah tumpukan tadi, bila pemain dengan urutan melempar pertama berhasil meruntuhkan batu bata, maka pemain urutan kedua menjadi yang jaga. Pemain jaga harus cepat-cepat menyusun tumpukan bata yang runtuh tadi sementara pemain lain berlari untuk bersembunyi. Setelah tumpukan batu bata tersusun, pemain jaga harus segera meninggalkan tumpukan bata dan mencari teman-temannya yang bersembunyi.

Saat mencari teman-teman lainnya yang bersembunyi, pemain jaga tidak boleh lengah dan harus tetap memperhatikan tumpukan batanya. Sebab bila pemain jaga lengah, tumpukan bata bisa saja dihancurkan lagi oleh pemain lainnya yang sedang bersembunyi dan berusaha merubuhkan tumpukan bata itu. Jika hal ini terjadi, maka permainan akan berulang lagi dengan pemain jaga yang sama.

Di sisi lain, apabila pemain jaga menemukan tempat persembunyian teman lainnya, ia harus segera meneriakkan nama pemain yang ditemukan sambil bergegas menyentuh tumpukan batu bata teratas. Jika pemain jaga berhasil, maka pemain jaga pada permainan selanjutnya adalah anak yang ditemukan dari persembunyian dan disebutkan namanya itu.


19. Sundeng khulah/Sundung Khulah

Sundung khulah adalah salah satu permainan khas Lampung Pesisir. Secara harafiah sundung khulah yaitu permainan untuk menjepitkan lawan dengan cepat, yang merupakan penggabungan dari kata dalam Bahasa Lampung yaitu min adalah bermain, sundung adalah cepat, hulah artinya jurang.

Di lansir dari berbagai sumber, permainan ini berisikan masing-masing pemain yang membutuhkan 2 buah batu. Bila batu salah satu pemain terjepit maka dia dinyatakan kalah dan lawan mendapat angka 1. Misalnya batu A terdapat pada titik 1 dan 2 dan batu B terdapat pada titik 5 dan 3. Bila A mendapat giliran untuk main, maka dia harus melompat jurang 1-4, maka dinyatakan terjepit atau mati, dan seterusnya pemain tetap berlangsung. Pemenangnya adalah yang mendapat nilai paling banyak atau paling sedikit mengalami jepitan. Biasanya saat pemain terjepit diikuti oleh sorak sorai penonton dan beberapa ucapan ejekan pada pemain yang terjepit.  (Sumber: Website Budaya Indonesia)


20. Taplak

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Taplak merupakan permainan tradisional yang masih dapat kita jumpai di Kecamatan Abung Timur. Di daerah lain, permainan taplak disebut engklek atau sonlah. Permainan ini biasa dilakukan oleh anak perempuan. Alat yang diperlukan untuk melakukan permainan ini berupa pecahan genting dan sebidang tanah. Permainan diawali dengan membuat gambar kotak-kotak di atas sebidang tanah. Setelah selesai, para pemain yang paling sedikit berjumlah dua orang kemudian melakukan undian. Urutan pemenang menandakan urutan untuk melakukan permainan ini. Proses memainkan permainan ini adalah. Pemain melempar pecahan genting pada gambar kotak yang telah ditentukan. Setelah itu, pemain akan berloncat-loncat dengan sebelah kaki, melompati kotak-kotak yang telah disediakan. Kesalahan hingga harus berganti pemain adalah tatkala pemain salah melempar genting ataupun menginjak garis yang menjadi arena permainan.


21. Yeye

Daftar Permainan Tradisional Khas Jambi

Yeye atau lompat tali karet adalah permainan tradisonal anak-anak Lampung, alat yang digunakan adalah karet yang disambungkan/dijalin seperti rantai dengan panjang kira-kira 5 meter. Konsekwen hukuman yang kalah adalah berupa sorak sorai dari kelompok atau daripada penonton berupa yel-yel ye-ye-ye-ye-ye-ye-ye-ye- oi kalah oi kalah, mungkin dari kata-kata tersebut muncullah nama Yeye.

Jumlah pemain yang terlibat dalam permainan ini, paling sedikit tiga orang. Semakin banyak pemain, semakin ramai dan menyenangkan. Dua dari mereka bertugas memegang kedua ujung tali. Sementara itu yang lainnya harus melompati tali yang terbentang nanti. Untuk melakukan permainan yeye diperlukan lahan yang cukup luas. Lahan yang tepat untuk itu adalah halaman rumah atau lapangan.

Memainkan yeye, tentu memerlukan keterampilan tersendiri, khususnya tenaga yang memadai untuk melakukan lompatan. Semakin pandai pemain melewati tali tanpa bantuan raihan tangan, semakin besar kemungkinannya untuk memimpin permainan tersebut. pemain yang belum terampil akan menggunakan bantuan tangan untuk meraih bentangan tali karet agar jaraknya memendek.

Permainan yeye dimulai dengan menentukan pemegang kedua ujung tali dan pelompat tali tersebut. setelah didapat, pemegang tali mengambil posisi saling berhadapan dengan jarak rentang sedemikian rupa agar tali tampak lurus terbentang. Ketinggian tali yang dibentangkan dimulai dari bagian bawah yaitu selutut, hingga bagian tertinggi yaitu setangan yang diacungkan ke atas. Satu persatu pemain melompati tali, semakin tinggi bentangan tali semakin tinggi tingkat kesulitannya. Oleh karena itu, dia harus menggunakan tangan sebagai alat bantu. Tugas memegang ujung tali akan berhenti jika terjati kesalahan berikut. Pemain tidak dapat melompati tali yang dibentangkan pada setiap ketinggian tertentu, baik dengan bantuan raihan tangan atau tidak.