Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia. Provinsi ini berbatasan dengan Laut Seram di Utara, Samudra Hindia dan Laut Arafura di Selatan, Papua di Timur, dan Sulawesi di Barat. Ibu kota dan kota terbesarnya ialah kota Ambon. Provinsi Maluku berada di urutan ke-28 provinsi menurut jumlah penduduk di Indonesia.
Sebagian besar penduduk Maluku merupakan penduduk asli Maluku yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti suku-suku Alifuru, suku Ambon, Buru, dan Kei. Suku-suku pendatang—sebagian besar mendiami Ambon dan Maluku Tengah— di antaranya Bugis, Makassar, dan Buton serta suku-suku dari Jawa yang datang beriringan dengan Majapahit. Meskipun demikian, penduduk asli Maluku tercatat sejak dahulu kala telah melakukan berbagai perkawinan campuran dengan suku-suku pendatang tersebut serta Minahasa dan suku-suku dari Sumatra. Selain itu, mengingat peran Maluku dalam sejarah perdagangan dunia, penduduk asli Maluku telah bercampur dengan bangsa Arab, India, dan Eropa (umunya Belanda dan Portugis), dapat dilihat dari marga-marga asing yang masih digunakan orang Maluku hingga kini. Hal ini pun menjadi salah satu penyebab mengapa Maluku menjadi satu-satunya kawasan mestizo di Indonesia.
1. Bambu gila
Bambu Gila adalah sebuah kesenian atraksi tradisional masyarakat Kepulauan Maluku. Kesenian yang dikenal juga dengan nama Buluh Gila, Baramasuen / Bara Suwen ini terdapat di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Di Provinsi Maluku Utara, permainan yang tergolong gaib ini terdapat di beberapa daerah di Kota Ternate dan sekitarnya.
Awal sejarah permainan ini berasal dari hutan bambu terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Sejumlah pemuda semula mencari bambu di kawasan ini untuk mengadakan permainan bambu gila. Sengatan matahari dan tajamnya sisi batu yang menghitam, bukan penghalang langkah mereka. Tetap bersemangat mencari sebatang bambu, yang bisa memberi hiburan bagi rakyat sekampung. Sesampai di rumpun bambu, mereka tak lupa meminta izin dari sang pemilik, agar merelakan sebatang bambunya.
Bambu gila adalah permainan yang di mainkan oleh minimal 5 orang dan maksimal sepanjang bambu yang di gunakan, selain itu juga terdapat seorang yang menjadi pawang dalam permainan ini yakni pawang. Pawang inilah yang nantinya mengerahkan dan mengendalikan serta membuat permainan ini menjadi seru karena memiliki kekuatan jampi-jampi untuk membuat sebuah bambu menjadi gila maka seluruh peserta dalam permainan ini harus melawan atau menenangkan bambu ini.
Cara bermain: Untuk melaksanakan permainan ini peserta di haruskan memegang bambu yang sudah di sediakan dengan kedua tangannya yang kemudian di letakkan di depan dada (seperti memeluk bambu dengan kedua tangan). Kemudian pawang akan mulai membacakan jampi-jampinya untuk membuat bambu menjadi gila. Saat bambu mulai menggila, peserta harus segera bersiap melawan arah gerak bambu ini dan harus mendengar intruksi dari dari pawang misalnya pawang mengatakan kekiri maka harus di arahkan ke kanan bambunya dan sebaliknya.
Permainan ini dimainkan oleh orang dewasa yang sehat, karena kuatnya kekuatan mistik dari permainan Bambu gila, maka diperlukan kehati hatian bagi anda yang ingin mencobanya.
2. Beta kaya, Beta miskin... mari ete mari o
Beta kaya, Beta miskin... mari ete mari o adalah permainan khas Maluku yang menggambarkan status sosial yang berbeda. Ada si kaya dan si miskin dalam permainan ini dimainkan dengan iringan lagu yang dinyanyikan berbalasan, berikut ini syairnya:
- Si kaya : Beta kaya kaya kaya mariete mario
- Si Miskin : Beta miskin miskin mariete mario
- Si Kaya : Betalah mau sorang dari pada kamong …… (Menyebutkan jumlah orang dalam kelompok miskin) mariete mario
- Si Miskin : Ose lah mau minta sama dari pada katong …… (Menyebutkan jumlah orang dari kelompok mereka) mariete mario
- Si Kaya : Betalah mau minta …. (Menyebutkan nama pemain) mariete mario
- Si Miskin : Ambel dia par ose jua mariete mario
Permainan ini dimainkan oleh 2 kelompok yang jumlahnya sama antara kelompok si kaya dan si miskin. Si kaya dan si miskin akan berdiri berhadap-hadapan dalam barisan horizontal. Mereka akan bernyanyi berbalas-balasan sambil berjalan maju-mundur. Si kaya akan meminta salah satu dari si miskin untuk menjadi bagian mereka dan menyebutkan namanya dalam lagu. Si miskin akan memberikan pemain yang diminta si kaya dan pemain itu menjadi bagian dari mereka. Mereka akan terus bernyanyi berbalas-balasan sampai tertinggal satu pemain di kelompok si miskin.
3. Boi
Boi adalah permainan menyusun batu hingga mencapai tingkat ketinggian setara lutut anak kecil, kemudian tumpukan itu dilempar dengan bola. Meski Boi adalah salah satu nama negeri (kampung) di pulau Saparua, namun asal permainan ini belum bisa dipastikan berasal dari sana.
Permainan dimulai dengan menyusun batu yang permukaannya datar atau pecahan tehel rumah yang disusun hingga mencapai tingkat ketinggian setara lutut anak kecil atau bisa lebih selagi tumpukannya tidak jatuh karena terlalu tinggi kemudian tumpukan itu dilempar dengan bola yang aman (biasanya dipakai bola tenis). Para pemain yang ikut akan hompimpa untuk menentukan salah satu orang yang bertugas menjaga Boi atau tumpukan batu tadi. Yang terpilih akan berdiri dibelakang tumpukan batu dan pemain lain berbaris kebelakang pada jarak yang cukup jauh di depan tumpukan batu. Para pemain lain akan melempar tumpukan itu dengan bola secara bergantian.
Apabila ada pemain yang berhasil meruntuhkan tumpukan itu, maka pemain yang berjaga dibelakangnya harus segera mengambil bola itu dan melempar semua pemain lain sebelum ada pemain yang lain berhasil menyusun tumpukan batu tadi. Apabila semua pemain berhasil dilempar oleh dipenjaga sebelum tumpukan berhasil disusun, maka dia menang dan pemain yang pertama terkena lemparan bola akan menggati posisinya untuk menjaga tumpukan itu, namun apabila ada pemain yang berhasil menyusun kembali tumpukan itu sebelum semua pemain berhasil dilempar maka si penjaga dinyatakan kalah dan harus kembali menjaga tumpukan itu. Kekalahan si penjaga ditandai dengan adanya pemain yang berteriak “boi” sebagai tanda bahwa tumpukan batu berhasil disusun kembali.
4. Domikado mikado ekstra
Domikado merupakan permainan yang dimainkan oleh banyak anak-anak yang duduk membentuk lingkaran, tangan kanan mereka berada diatas tangan kiri pemain disebelah kanannya dan tangan kirinya dibawah tangan kanan pemain disebelah kiri mereka. Mereka akan saling menepuk melingkar sambil menyanyikan lagu :
- domikado mikado ekstra
- esktra jos ekstra jos
- caberawit six one two
- one two three four five six seven eight
Pemain yang terkena tepukan terakhir akan keluar dari lingkaran dan dilakukan terus hingga tersisa dua pemain yang akan saling beradu suwit sambil benyanyi :
- rambo rambo rambo jago tinju
- roki roki roki jago tembak
- dua-duanya sama-sama suten
Siapa yang menang akan memberi perintah kepada pemain yang kalah. Permainan diulang lagi dengan peraturan yang sama.
5. Eng Kali Leng
Eng Kali Leng adalah permainan menyanyikan lagu Leng Kali Leng sambil berputar mengelilingi si buta). Berikut ini syair lagu Leng Kali Leng tersebut :
leng kali leng
kali leng cina buta
awas anak kecil
ditangkap cinta buta, buta…
Permainan ini dimainkan oleh banyak pemain, salah satunya akan menjadi si Cina Buta dan yang lainnya adalah orang biasa. Si Cina buta akan ditutup matanya dengan kain dan sebagainya, pemain lainnya akan membuat lingkaran dengan berpegangan tangan dan si cina buta akan duduk ditengah-tengah lingkaran itu. Mereka akan berputar-putar mengelilingi si cina buta sambil bernyanyi lagu Leng Kali Leng dan diakhir permainan mereka akan berteriak buta sambil mengacak-acak rambut si Cina buta. Para pemain akan berpencar dan si Cina buta akan mencari mereka dengan mata tertutup. Dia harus menangkap salah satu pemain dan menebak identitas si penebak itu, jika ia benar makan pemain itu dinyatakan kalah dan menjadi si cina buta, apabila salah maka permainan dimainkan ulang dan ia tetap menjadi cina buta.
6. Enggo lari / Enggo raja / Enggo Basambunyi (Petak Umpet)
Enggo lari atau disebut juga Enggo raja atau Enggo sambunyi adalah nama sebuah permainan di Maluku, di daerah lain dinamakan Petak Umpet. Enggo lari/ enggo raja / enggo sambunyi dimainkan sama seperti yang diketahui pada umumnya.
Permainan ini dimainkan oleh lebih dari 2 orang dan ada satu orang yang akan menjadi penjaga Enggo. Enggo adalah titik dimana sang penjaga akan menutup mata disaat yang lain pergi bersembunyi dan mejaga titik itu agar tidak disentuh oleh pemain lain sebelum ia menemukan semua pemain yang bersambunyi. Lagu yang akan dinyanyikan oleh si penjaga adalah :
- satu cari tampa
- dua basambunyi
- tiga grak,, 1,2,3,4,5,………. (Menghitung sampai batas ketentuan)
Saat sang penjaga berhasil menemukan salah satu pemain yang bersembunyi, ia akan berteriak "enggo" sebagai tanda bahwa sang pemain sudah kalah dan harus keluar dari persembunyiannya. Sedangkan pemain yang sudah ditemukan itu masih bisa menang kalau ia dapat berlari dengan cepat menyentuh Enggo sebelum disentuh oleh si penjaga dengan berteriak enggo. Pemain yang sudah kalah / ditemukan masih bisa selamat kalau ada pemain lain yang bisa merebut enggo dari si penjaga dengan berteriak "enggo".
7. Lemon nipis (ular-ularan)
Lemon nipis merupakan nama sebuah permainan yang dikenal di Maluku, di daerah lain permainan ini dikenal dengan permainan "ular-ularan" atau "ular naga". Permainan ini dinamai sesuai dengan lagunya. Lagu Lemon nipis seperti berikut.
- lemon nipis
- taguling-guling
- guling apa dilobang cacing
- saratus digulung-gulugn
- dua ratus dikawalinya-linya-linya-linya
Permainan ini dimainkan oleh banyak orang, dua orang akan membentuk sebuah lorong dengan tangan mereka yang terangkat ke udara membentuk mulut lorong. Kemudian yang lain akan berbaris kebelakang dan pemain yang dibelakang akan meletakkan tangan mereka dipundak pemain didepan.
Mereka akan menyanyikan lagu Lemon Nipis sambil berjalan bagaikan kereta masuk-keluar lorong yang dibuat dua pemain lain sampai pada lirik terakhir yang diulang-ulang dan ada satu pemain yang akan masuk dalam lingkaran yang dibuat dua pemain yang membuat lorong tadi. Si pemain yang tertangkap akan memilih untuk menjadi anak buah siapa, yang disebelah kana atau kiri dan ia akan berdiri dibelakang juragannya sambil memegang pundaknya. Permainan akan dimainkan terus sampai tinggal satu pemain dan pemain itu dinyatakan kalah.
8. Pak Polisi
Pak Polisi adalah permainan yang yang dilakukan dengan bertanya mengenai topik yang beragam mulai dari buah, tempat, hewan, dan lain-lain. Lagunya seperti ini :
- pak polisi enjes-enjes
- numpang tanya sebentar
- atas nama ……. (sebutkan topik)
- misalnya dari ……. (menyebutkan nama salah satu pemain)
Permainan ini dimaikan dengan gerakan tangan yang jenaka sambil menggerakkan tubuh. Mereka akan terus menerus menyebutkan nama topik yang dipilih dan tidak boleh sama atau menyebutkannya dua kali. Apabila ada yang melanggar maka ia dikeluarkan dari permainan dan kalah. Permainan dilakukan hingga tersisa dua pemain. Dari dua pemain itu akan ada satu yang kalah, dan yang menang akan memerintahkan kepada pemain yang kalah tadi untuk melakukan sesatu namun yang wajar-wajar. Setelah itu permainan diulang lagi dengan peraturan yang sama.
9. Pata-pata
Pata-pata merupakan salah satu nama permainan di daerah Maluku. DI Jakarta permainan ini dsebut Pletokan, di Jawa barat, orang Sunda menyebutnya Bebeletokan. Bebeletokan adalah Pistol mainan dari bambu yang pelurunya dari daun-daunan atau kertas basah. Bebeletokan atau di Lampung disebut Bedil Betung/Jejok adalah pistol mainan yang terbuat dari dari bambu.
Permainan ini cukup berbahaya dan jarang dimainkan oleh anak kecil, biasanya dimainkan oleh laki-laki remaja, muda dan dewasa. Alat permainan ini dibuat dari satu ruas batang bambu yang dibolongkan kedua sisinya dan sebuah tongkat yang terbuat dari irisan ruas bambu lain sebagai pendorong peluru dan potongan kelapa kering atau bunga jambu.
Para pemain akan saling menembak satu sama lain dengan alat itu, kelapa kering atau bunga jambu akan dimasukkan pada ujung bawah dan ditembak dengan didorong oleh pendorong dari bawah. Pendorong itu diberi bambu yang berukuran sama dengan bambu rongga diatasnya sebagai pegangan. Permainan ini akan menimbulkan rasa sakit apabila terkena badan, oleh sebab itu permainan ini hanya dimainkan oleh lelaki dan bukan anak kecil.
10. Sa Piring dua Piring, Sa Sendo Dua Sendo
Sa piring dua piring, , Sa Sendo Dua Sendo merupakan permainan Maluku, Piring artinya piring, sendo artinya sendok.Saat bermain, para pemainnya menyanyikan sebuah lirik lau, yaitu: :
- sa piring dua piring
- sa sendo dua sendo
- siapa namamu harus dijawab
- dengan tepat dan sesingkat-singkatnya
Permainan ini dimainkan oleh lebih dari 5 orang yang kemudian berkumpul dan membentuk lingkaran. Tangan kanan pemain yang satu berada diatas tangan kiri pemain disamping kanannya dan tangan kirinya berada dibawah tangan kanan pemain disebelah kirinya, posisi tangan ini dilakukan memutar pada semua pemain. Sebelum bermain, mereka akan berunding menentukan topik permainan biasa berupa nama buah atau pahlawan kartun dan sebagainya, setelah itu mereka akan menyanyikan lagu Sa Piring Dua Piring Sa Sendo Dua Sendo sambil tangan kanan mereka menepuk tangan kanan teman disampingnya sambil berputar mengikuti arah jarum jam.
Siapa yang terkena tepukan terakhir saat lagu berakhir, akan menyebutkan nama sesuai dengan topik yang sudah ditentukan dan keluar dari lingkaran, hal ini dilakukan hingga tinggal dua pemain. Apabila tinggal dua pemain, mereka akan melakukan hal yang sama dengan pemain yang lain, pemain yang tidak mendapat giliran untuk menyebutkan nama akan dinyatakan kalah. Setelah semua pemain sudah memiliki nama masing-masing yang berbeda, maka permainan sesungguhnya dimulai. Pemain yang tidak memiliki nama akan mengejar pemain yang sudah memiliki nama. Si tanpa nama akan terus mengejar salah satu dari mereka, apabila kelelahan sang pemilik nama dapat berhenti dan memanggil nama pemain lain sekuat-kuat mungkin sebelum ditangkap si tanpa nama.
Pemain lain yang namanya disebutkan akan dikejar oleh si tanpa nama, hal ini akan dilakukan terus sampai si tanpa nama berhasil menangkap salah satu pemain bernama. Setelah menangkap, nama si pemain itu akan menjadi nama si tanpa nama, dan pemain yang tertangkap itu sekarang tidak bernama dan ia harus mengejar pemain lain dan menangkap mereka untuk mendapat nama. Apabila si tanpa nama tidak berhasil menangkap salah satu pemain bernama dan ia sudah kelelahan maka permain diulang dengan cara dan peraturan yang sama .
11. Sekolah Batu (tebak-tebakan),
Tidak seperti namanya, permainan Sekolah Batu adalah permainan tebak-tebakan sambil menyanyikan sebuah lagu namun tidak menyebutkan sekolah batu. Syair yang ada dalam permainan ini adalah:
- sabiji katumbar dua biji ganemu
- siapa loko batu cabu rukukuku
- caburukuku caburukuku caburukuku
Permainan ini dimainkan dua kelompok dengan jumlah anggota sama banyak dan akan duduk berdempet-dempetan sehingga tidak ada celah yang dapat dilihat kelompok lawan. Kedua kelompok akan duduk berjauh-jauhan sambil berhadapan satu sama lain. Salah satu pemain akan duduk di belakang pemain lain dan bertugas menjalankan batu sambil bernyanyi.
Batu yang dipegang pemain tersebut akan dijalankan ditangan-tangan pemain lain di depannya yang tangannya disembunyikan di belakang sambil terbuka siap menampung batu. Pemain yang bertugas dibelakang akan meletakan sembarang batu itu ditangan salah satu pemain di depanya sebelum lagu berakhir. Saat syair lagu sampai pada "Caburukuku Caburukuku Caburukuku" pemain yang di depan akan mengangkat tangan mereka sambil menggoyangkannya ke depan dan menarik kebelakang sambil bernyanyi Caburukuku Caburukuku Caburukuku. Saat lagu berakhir, kelompok lawan akan menebak ditangan siapa batu itu berada dan apabila benar, maka kelompok itu bergiliran untuk memainkan permainan ini dan kelompok yang tadi akan menebak, tapi bila salah maka mereka dinyatakan kalah dan kelompok pertama akan mengulang permainan.