Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.
Berikut ini kami sampaikan beberapa permainan tradisional khas yang ada di Provinsi Kalimantan Timur yang dimainkan oleh anak-anak remaja baik yang masih dimainkan hingga sekarang ataupun yang sudah mulai ditinggalkan oleh pemainnya, lengkap dengan arti, sejarah, gambar, dan penjelasannya.
Daftar Isi:
1. Begasing (Gasingan)
Masyarakat Kutai memiliki pelbagai jenis permainan gasing tergantung sistem cara permainannya. Mulai dari jenis buah pelele, tungkul, pendada, buong, perangat, dan terakhir adalah gasing bengor. Keenam gasing tersebut menjadi icon ciri khas gasing asal Kutai. Sementara Gasing yang paling viral di zaman dulu yang masih dimainkan sama kerajaan adalah gasing tungkul, gasing tungkul merupakan gasing agak tinggi dari yang lainnya.
Terdapat cara bermain gasing yang berbeda beda. Di Kutai dikenal tiga sistem permainan gasing di Kutai, yakni beragaan, adu tumbuk, beregu atau adu pukul beregu, dan bekurai atau disebut dengan ketahanan berputar gasing. 3 jenis permainan ini juga harus menggunakan jenis gasing yang sesuai. Misalnya betumbuk itu pakenya gasing pelele.
2. Belincar
Belincar adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Timur. Permainan ini dilakukan dengan melontar benda pipih ke arah taruhan yang berupa daun-daunan atau kertas bekas bungkus rokok.
Permainan belincar dapat dimainkan oleh 2 hingga 6 orang. Hal itu bergantung dari sifat permainannya (individual atau kelompok). Apabila pemainnya hanya dua orang atau berjumlah ganjil, maka permainannya bersifat individual. Sedangkan, apabila pemainnya berjumlah empat atau enam orang (genap), maka permainan bersifat kelompok. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh laki-laki yang berumur 5 hingga 15 tahun. Namun, apabila ada perempuan yang ingin bermain, maka ia akan menggabungkan diri dengan kaum laki-laki. Apabila jumlah perempuannya lebih dari satu orang, mereka dapat membentuk sebuah kelompok sendiri.- apabila lontaran tidak berhasil mengenai dam-daman, maka pelontarnya harus memberi kesempatan pemain lain untuk melontar;
- lontaran dianggap sah apabila posisi pemain berada di garis anjak yang jaraknya lima sampai sepuluh langkah dari lingkaran tempat ditaruhnya dam-daman;
- apabila melontar dan ternyata dam-daman bersama batu pelontar berada di luar garis lingkar, maka dam-daman tersebut berhak diambil dan pelontar masih diberi kesempatan melontar lagi.
3. Belogo (Logo)
Belogo dimainkan secara beregu, dengan setiap regu terdiri dari tiga orang. Setiap regu harus menjatuhkan tiga buah target, yaitu kepingan logo yang diletakkan secara vertikal di tiga titik berderetan dari titik awal. Jarak antar target adalah 8 meter dengan lebar lintasan kurang lebih 3 meter. Karenanya, arena permainan belogo minimal membutuhkan ruang seluas 30 x 3 meter.
Setiap orang dalam regu bertugas menjatuhkan sebuah target yang berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap orang memiliki dua kali kesempatan untuk mencungkil logo yang digunakannya, sehingga setiap tim hanya memiliki enam kali kesempatan untuk menjatuhkan seluruh sasaran. Jika target yang menjadi tugasnya telah berhasil dijatuhkan pada pukulan pertama, seorang pemain dapat menggunakan pukulan keduanya untuk menjatuhkan sasaran yang menjadi tugas dari rekan satu tim.
Dalam kompetisi antarregu, masing-masing tim bermain secara bergantian dengan sistem akumulasi skor. Tiga target, yaitu depan, tengah, dan belakang, memiliki skor yang berbeda. Sasaran dengan posisi terjauh memiliki skor paling besar. Jika target bisa dijatuhkan pada cungkilan pertama maka disebut “agung” dan mendapatkan bonus skor tambahan.
4. Cina Boy
Diketahui Cinaboy memiliki nama yang berbeda-beda di masing-masing daerah di Indonesia. Ada yang menamakan Boy-boyan, Ucing Boy Geprek Kempung, Bebencaran maupun sebutan lainnya. Alat yang digunakan biasanya bola kasti atau bola buatan dari gumpalan plastik dan pecahan genteng atap rumah ataupun botol bekas.
5. Egrang
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Egrang adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang sendiri diperkirakan berasal dari Bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang.
Egrang atau jangkungan (Jawa Barat) adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.
Cara Bermain : Kedua kaki menginjak titian yang terdapat pada masing masing bambu, kemudian langsung digunakan untuk berjalan.
6. Pindah Bintang
Peralatan yang dibutuhkan:
- Gambar lingkaran atau bisa memanfaatkan tiang rumah atau pohon sebagai markas
- Peserta tidak dibatasi. Semakin banyak pemain, semakin seru pula permainan.
- Waktu bermain dibebaskan, berhenti saat sudah lelah dan tidak ada yang mau bermain.
Cara bermain:
- Pemain membuat linkaran di tanah yang akan digunakan sebagai "markas" (tiang atau pohon bisa dijadikan pilihan juga).
- Jumlah lingkaran tidak sama dengan jumlah pemain. Jumlah lingkaran adalah jumlah pemain dikurangi satu (p-1). contoh: jika pemain 8, maka markas 7
- Pemain hompimpah untuk menentukan yang jaga, atau dalam permainan ini disebut "ajak".
- Ajak akan berdiri di tengah, dan pemain lain menempati markas (pilihan dibebaskan)
- Jika semua sudah siap, salah satu dari pemain ada yang berteriak "MARKAS" sebagai aba-aba untuk pindah markas.
- Pemain akan mencari markas baru, begitu pula ajak.
- Antarpemain tidak diperkenankan untuk saling dorong, dan satu markas untuk satu orang.
- Pemain yang tidak memperoleh markas baru, akan menjadi ajak dan berdiri di tengah.
- Pemenang ditentukan dengan sedikitnya dia menjadi ajak.