Sulawesi Barat (disingkat Sulbar) adalah provinsi ke-33 dalam negara Indonesia yang dibentuk pada tahun 2004. Masyarakat Sulawesi Barat merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Sulawesi Barat dan juga pendatang. Penduduk asli provinsi Sulawesi Barat termasuk suku Mandar, Mamasa, Pattae dan Makki. Maka dari itu Di propinsi ini terdapat berbagai macam permainan.
Berikut ini kami sampaikan beberapa permainan tradisional khas yang ada di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang dimainkan oleh anak-anak remaja baik yang masih dimainkan hingga sekarang ataupun yang sudah mulai ditinggalkan oleh pemainnya, lengkap dengan arti, sejarah, gambar, dan penjelasannya.
1. Baka-baka Sambunyi
Baka-baka Sambunyi merupakan salah satu jenis permainan anak yang ada dan berkembang di Minahasa. Permainan Baka-baka Sambunyi adalah permainan mencari musuh atau lawan. Permainan ini di daerah lain seperti di daerah Jawa dan Sumatera lebih dikenal dengan nama Petak Umpet.
Sebelum bermain anak-anak melakukan hom-pim-pah atau hum-alaihum gambreng bersama sebanyak anak yang ikut bermain. Setelah tinggal 2 anak mereka selanjutnya melakukan suten atau suit sampai tiga kali. Dan yang kalah harus jaga sambil menutup mata sampai hitungan yang disepakati bersama (biasanya sampai hitungan kesepuluh). Anak yang jaga atau yang ditutup matanya harus mencari teman-teman yang menjadi musuh atau lawan namun dengan mata yang tidak ditutup lagi.
2. Cenge-Cenge
Cenge-cenge adalah permainan loncat cengan satu kaki untuk melewati petak-petak yang ada di tanah. Di daerah lain, permainan ini dikenal dengan nama Engklek. Namun, di Maluku Utara, lebih dikenal dengan sebutan cenge-cenge. Permainan ini kebanyakan dimainkan anak-anak perempuan namun ada juga anak laki-laki yang ikut bermain. Jenis permainan cenge-cenge ini sebenarnya sangat banyak, yakni tergantung gambar dan tingkat kesulitan.
Namun yang paling sering dimainkan ada dua jenis, yaitu cenge-cenge rok dan cenge-cenge disko. Cenge-cenge rok garis atau bentuk gambarnya menyerupai orang dengan menggunakan rok. Sedangkan cenge-cenge disko bentuk gambarnya berbentuk bintang namun setiap sudutnya berbentuk kotak.
Cara memainkan hampir sama, yakni melemparkan gaco (lempengan batu) pada setiap kotak. Kemudian pemain yang menang suteng (suit) akan melompati setiap garis dengan lompatan yang lincah. Jika gaco yang dilempar berada digaris maka pemain harus berganti posisi sebagai penjaga atau menunggu giliran main berikutnya.
3. Dodorobe
Dodorobe adalah mainan anak dari daerah Minahasa kemudian Maluku Utara yang terbuat dari bambu kecil tebal berdiameter luar kurang lebih 1/2 inch dan diameter dalam bervariasi antara 3/8, 1/4 inchi.
Dodorobe terdiri dari dua bagian, bagian pertama alalah berbentuk pipa sepanjang sekitar 25cm sampai denga 45cm dan bagian kedua adalah gagang yang digunakan untuk mendorong peluruh yang biasanya terbuat dari dedaunan atau buah kecil atau juga kertas koran yang diccampur dengan air. Mainan ini ketika digunakan akan mengeluarkan suara disertai dengan keluarnya bullet/peluruh mainan dengan jangkauan +/- 25m. Anak di Minahasa dan Maluku Utara menggunakan untuk permainan perang-perangan.