Olahraga Tradisional Indonesia: (Macam, Jenis, Manfaat, Cara Bermain, Asal Daerah)

Tidak banyak jenis olahraga tradisional Indonesia yang muncul di permukaan. Beberapa olahraga tradisional yang sudah diketahui secara umum adalah Pencak Silat, Egrang, Bakiak/Terompah, Tarik Tambang, Balap Karung, Karapan Sapi, Kelereng, Gasing, dan Sumpit. Sementara yang lain, seperti Benteng, Galah Asin, Benjang, Langga, Manggurebe, Pacu Jalur, Pathol dan Zawo-Zawo, hanya dikenal oleh kalangan terbatas, terutama di daerah tempat olahraga itu berasal.

Olahraga asli dari berbagai daerah di Indonesia, mungkin belum terkenal di tingkat nasional namun cukup populer di daerah asalnya. Khazanah budaya bangsa yang sebaiknya tetap diperhatikan dan di bina sebelum habis punah dilanda oleh arus globalisasi, terutama oleh permainan era digital dengan menggunakan perangkat komputer.


Daftar Olahraga tradisional


Bakiak

Bakiak, dan bakiak beregu
DeskripsiSejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku dikedua sisinya. Sangat populer karena murah terutama dimasa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin.

Asal DaerahBakiak (Jawa Tengah) atau Bangkiak (Jawa Timur) atau Terompa Galuak (Sumatra Barat)

Cara BermainBakiak beregu adalah lomba memakai bakiak yang dipakai secara bersama (satu tim), dilombakan dalam beberapa bacara seperti peringatan hari kemerdekaan.

Manfaat: Melatih keseimbangan, Melatih kekompakan, Menguatkan otot-otot kaki.


Benteng
Rerebonan atau Bebentengan (Jawa Barat). Benteng bentengan (Jomban)
DeskripsiBenteng adalah permainan beregu, satu regu terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Area yang digunakan adalah lapangan yang rata baik tembok ataupun  tanah.

Asal DaerahRerebonan atau Bebentengan (Jawa Barat). Benteng bentengan (Jomban).

Cara Bermain: Dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.

Manfaat: Melatih kekompakan, Menguatkan otot-otot kaki.


Dagongan
Dagongan

DeskripsiDagongan adalah jenis permainan yang memiliki arti tolak menolak. Peralatan yang diperlukan dalam permainan ini yaitu berupa bambu gading yang lurus dan bersih dari buluh. Panjang bambu yang digunakan adalah 6 meter.

Asal Daerah: Minahasa, Sulawesi Utara

Cara Bermain: kalau dalam tarik tambang kedua regu tarik menarik, sedangkan dalam permainan dagongan tolak menolak. Kedua regu berbaris saling berhadapan, dan yang paling depan memegang bambu dengan jarak 1 meter. Wasit memberikan aba-aba dengan hitungan 1 sampai 3. regu yang cepat terdorong dinyatakan kalah.
Manfaat: meningkatkan daya kreatifitas, kemampuan bersosialisasi, kecerdasan emosi dan kecerdasan intelektual.


Egrang
Egrang


Deskripsigalah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang sendiri diperkirakan berasal dari Bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. 

Asal Daerah: Egrang atau jangkungan (Jawa Barat) adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.

Cara Bermain: Kedua kaki menginjak titian yang terdapat pada masing masing bambu, kemudian langsung dibgunakan untuk berjalan.

Manfaat: Enggrang berjalan adalah enggrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.  Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.


Galah Asin
Galah asin, gobag sodor
Deskripsi: Galah asin adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. 

Asal Daerah: Di daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main belon. Sedangkan, di daerah Jawa Barat di kenal dengan nama Galah Asin atau Galasin, di Makasar disebut Asing dan di daerah Batak Toba disebut Margala. 

Permainan Gobag Sodor terkenal di wilayah Pulau Jawa. Banyak yang mengatakan bahwa permainan ini berasal dari daerah Yogyakarta. Nama Gobak Sodor berasal dari kata gobag dan sodor. Kata gobag artinya bergerak dengan bebas. Sedangkan sodor artinya tombak. Dahulu para prajurit mempunyai permainan yang bernama sodoran sebagai latihan keterampilan dalam berperang. Sodor ialah tombak dengan panjang kira-kira 2 meter, tanpa mata tombak yang tajam pada ujungnya.

Cara Bermain: Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Manfaat: Melatih kekompakan, Menguatkan otot-otot kaki.


Karapan Sapi

Karapan Sapi

DeskripsiKarapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.

Asal Daerah: Pulau Madura, Jawa Timur

Cara Bermain: Sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit.

Manfaat: Manfaat dari kerapan sapi ini adalah selain sapi jantan tidak punah juga mempunyai daya tawar yang tinggi apalagi bagi sapi yang selalu juara dilapangan, jadi pemilik sapi yang bagus dan hebat serta cepat larinya merupakan harta yang paling berharga bagi pemiliknya karena sepasang sapi tersebut akan mempnyai nilai harga yang lebih dari seratus juta, mungkin memang aneh kedenganrannya sepasang sapi yang sampai bernilai ratusan juta harganya namun memang seperti itulah kenyataan yang ada di dalam masayarakatmadura.


Manggurebe

Festifal Manggurebe

DeskripsiManggurebe Arumbae atau Lomba perahu tradisional adalah lomba balapan mendayung perahu hingga batas terakhir.
Asal Daerah: Maluku
Cara Bermain: Satu perahu terdiri dari 28-31 peserta lelaki. Regu yang mencapai batas terakhir adalah menjadi pemenangnya.

Manfaat: Sebagai olahraga yang dapat menguatkan otot-otot lengan juga bermanfaat bagi kesehatan jantung. Selain itu lomba Manggurebe juga bermanfaat untuk melestarikan budaya daerah.


Pacu Jalur

Pacu Jalur
DeskripsiPacu Jalur merupakan sebuah perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan sebuah perahu panjang yang terbuat dari kayu pohon. Panjang perahu ini bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah kir-kira 1,3 m s/d 1,5 m, dalam bahasa penduduk setempat, kata Jalur berarti Perahu. Setiap tahunnya, sekitar tanggal 23-26 Agustus, diadakan Festival Pacu Jalur sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan Singingi,Riau bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.


Asal Daerah: Kuantan Singingi,Riau
Cara Bermain: Arena lomba pacu jalur bentuknya mengikuti aliran Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km yang ditandai dengan enam tiang pancang.
Manfaat: Sebagai olahraga yang dapat menguatkan otot-otot lengan juga bermanfaat bagi kesehatan jantung. Selain itu lomba pacu jalur juga bermanfaat untuk melestarikan budaya daerah.


Pathol

Pathol

DeskripsiPathol adalah olahraga gulat tradisional

Asal Daerah: Olahraga ini populer di wilayah pantai utara mulai dari Rembang hingga Tuban.

Cara Bermain: Seperti halnya gulat lain, pathol mempertandingkan dua orang di tengah arena. Arena pathol biasanya berupa pasir karena itu sering dimainkan di pantai. Kedua atlet pathol hanya mengenakan celana pendek dengan selendang/tali terikat dipinggang. Pegulat yang menang adalah yang berhasil menelentangkan lawan hingga punggungnya menempel di pasir/arena.

Manfaat: Bermanfaat positif untuk kebugaran tubuh. Selain itu Pathol juga bermanfaat untuk melestarikan budaya daerah.


Pencak Silat

Pencak silat


DeskripsiPencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.

Asal Daerah: Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Nusantara(Indonesia). Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara.

Cara Bermain: Dalam Tekhnik Pencat silat terdapat beberapa gerakan yang perlu dikuasai oleh seorang pesilat. Sikap atau gerakan ini meliputi tujuh : Kuda - Kuda, Sikap Pasang, Latihan Langkah Kuda-kuda Silat Menggunakan 8 Arah Mata Angin, Pola Langkah, Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan.

Manfaat: Meningkatkan koordinasi tubuh, Mengasah fokus, Melatih pernapasan dan kekuatan inti tubuh, Menambah rasa percaya diri, Menguatkan kaki, Membuat mood lebih baik, Mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang baik.


Perahu Naga

Perahu naga
Deskripsi: Perahu naga adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang digerakkan oleh tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung perlombaan perahu naga. Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan ekor naga dan diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya.

Asal Daerah: Perahu naga (Hanzi tradisional: 龍舟 atau 龍船; Hanzi sederhana: 龙舟 atau 龙船; Pinyin: lóngzhōu, lóngchuán) adalah perahu yang berasal dari Tionghoa khusunya suku Han. DI indonesia, Jenis Perahu naga populer di Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut budayawan, lomba perahu ini konon sudah mulai dilakukan sejak zaman kerajaan Sriwijaya sebagai hiburan. Di masa itu, pasukan kesultanan Palembang menggunakan perahu Pancalang untuk menjaga kedaulatan wilayah. Perahu ini memiliki karakteristik dapat bergerak dengan cepat untuk menjaga keamanan wilayah perairan Palembang yang luas.

Cara Bermain: Perahu naga akan diisi oleh beberapa orang, kemudian dilombakan. perahu yang sampai pertama di garis finish adalah yang menang.

Manfaat:  Menguatkan dan Membentuk Otot Lengan, Membakar Lemak, Menguatkan Genggaman, Mencapai Kebugaran, Melatih Kesabaran.


Perisaian

Perisaian atau Peresean
Deskripsi: Perisaian atau Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende). Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.
Asal DaerahPerisaian merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok.

Cara Bermain: Peserta Peresean tidak dipersiapkan sebelumnya, tetapi peserta diambil dari para penonton. Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah kalau kepala/anggotan badan sudah berdarah. Penonton dapat mengajukan diri sebagai peserta Peresean, dan juga peserta dapat dipilih oleh wasit di antara para penonton. Setelah peserta sudah pas, pertarungan dimulai. Wasit pinggir (pekembar sedi) mencari pasangan pepadu dari para penonton, sedangkan wasit tengah (pekembar teqaq) yang akan memimpin pertandingan.

Aturan Peresean adalah para pepadu tidak boleh memukul anggota badan bagian bawah (kaki/paha), tetapi para pepadu diperbolehkan memukul anggota badan bagian atas (kepala, pundak, dan punggung).

Pepadu memegang tongkat rotan di tangan kanan dan perisai di tangan kiri. Kedua pepadu harus saling serang untuk mendapat nilai tinggi dari para juri. Pepadu akan mendapatkan nilai tertinggi jika bisa memukul kepala lawan.

Pemenang dalam Peresean ditentukan dari nilai yang diperoleh dalam 5 ronde atau salah satu pepadu sudah mengibarkan bendera putih karena berdarah. Pepadu yang berdarah akan diobati tim media dengan obat sejenis minyak. Minyak tersebut jika dioleskan tidak menimbulkan rasa perih. Setelah bertarung, para pepadu bersalaman dan berpelukan, tandanya tidak ada rasa dendam antara kedua pepadu.

Manfaat: Konon, Peresean juga sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di musim kemarau. Kini, Peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.


Sampyong
Sampyong Majalengka

DeskripsiSempyong Majalengka adalah kesenian adu ketangkasan dan kekuatan memukul dan dipukul dengan mengunakan alat yang terbuat dari kayu atau rotan berukuran 60 cm. Sebelumnya nama permainan ini ujungan, namun seiring dengan berlakunya peraturan baru maka nama itu ditinggalkan dan nama permainan yang lebih populer adalah "Sampyong", yang mempunyai arti; Sam = Tiga dan Pyong = Pukulan. 

Asal Daerah: Kesenian Sempyong ini berasal dari Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang terletak di antara perbatasan kabupaten Indramayu di utara, kabupaten Cirebon dan kabupaten Kuningan di timur, kabupaten Ciamis dan kabupaten Tasikmalaya di selatan, serta kabupaten Sumedang di barat, ternyata mempunyai kesenian tradisional yang harus di lestarikan salah satunya adalah kesenian sampyong Majalengka.

Cara Bermain:

Aturan Permainan di Kesenian Sempyong:
  1. Seorang pemain hanya diperkenankan memukul sebanyak 3 (tiga) kali pukulan; dan
  2. Sasaran pukulan hanya sebatas betis bagian belakang, tidak lebih dari itu.
  3. Pemain dapat bermain pada kelas yang ditentukan menurut usia, misalnya golongtan tua, menengah, pemuda, dan anak-anak.

Urutan pertunjukan sampyong pada suatu acara khusus:
  1. Seluruh peserta memasuki arena dipimpin oleh seorang wasit, melakukan penghormatan kepada penonton dengan iringan kendang pencak dan lagu Golempang.
  2. Pertunjukan eksibisi, yang dimainkan oleh dua orang tokoh ujungan, sebagai pertunjukan pembuka.
  3. Pertunjukan utama, seorang pemain berhasapan dengan pemain lainnya menurut urutan panggilan, dipimpin oleh seorang maladang.

Manfaat: Melestarikan kesenian tradisional Majalengka.


Sepak takraw

Sepak Takraw
Deskripsi: Sepak takraw adalah olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dri anyaman rotan, dimainkan di lapangan ganda bulu tangki. Jumlah pemain pada masing-masing regu adalah 3 orang, dan pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan.

Asal Daerah: Melayu

Cara Bermain: Peraturannya sama dengan bola voli dengan perbedaan sebagai berikut.
  1. Pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan.
  2. Pemain atau tim hanya boleh menyentuh bola 3 kali berturut-turut.
  3. Posisi pemain bertahan tidak diputar.
  4. Angka kemenangan setiap set maksimum 21 angka, kecuali pada saat posisi angka 20-20, pemenang akan ditentukan pada saat selisih dua angka sampai batas akhir 25 poin, ketika 20-20 wasit utama menyerukan batas angka 25 poin.
  5. Apabila masing-masing regu memnangkan satu set, maka pemain akan dilanjutkan dengan set “Tie Break” dengan 15 poin kecuali pada posis 14-14, pemenang akan ditentukan pada selisih dua angka sampai batas akhirnya angka 17.

Manfaat: Tulang dan otot menjadi kuat, melatih otak, menjaga kesehatan jantung, mencegah resiko terkena diabetes, melatih keseimbangan dan melatih kekuatan kaki, melestarikan adat istiadat.


Zawo-zawo

Zawo-zawo
DeskripsiZawo-zawo adalah sejenis permainan melompati susunan batu (hompo batu) yang berbentuk trapesium yang tingginya mencapai 2 meter oleh para pemainnya. 

Asal Daerah :  Rakyat di kalangan penduduk Nias, Sumatra Utara. 

Cara Bermain : Setiap pemain harus melompati susunan batu (hompo batu) yang berbentuk trapesium yang tingginya mencapai 2 meter.

Manfaat : Pada masa lalu, ketangkasan melompati batu tersebut merupakan prasyarat seorang pemuda untuk memasuki jenjang pernikahan. Zawo-zawo masih dapat ditemukan hingga saat ini di desa-desa di Kabupaten Nias Selatan.


Geudeu-geudeu

Geudeu-geudeu
DeskripsiGeudeu-geudeu (atau disebut juga deudeu) adalah salah satu seni bela diri tradisional seperti gulat yang dimainkan oleh kaum laki-laki. Satu tim terdiri dari 3 orang. Biasanya geudeu-geudeu ini dipertandingkan antar kampung, diadakan setiap selesai panen padi.
Asal Daerah : rakyat Pidie/Pidie Jaya
Cara Bermain : Sistem pada permainan geudeu-geudeu, para petarung terlebih dahulu dibagi dalam dua kelompok besar. Petarung pertama tampil ke arena untuk menantang dua petarung lainnya dengan mengkacak-kacak sambil 'Keutrep Jaroe' membunyikan jari . Arena biasanya terbuat dari jerami yang berfungsi sebagai matras.

Petarung pertama yang menantang dua lawan disebut ureung tueng (penantang). Sedangkan petarung yang ditantang yang berjumlah dua orang tadi, disebut sebagai ureug pok (orang yang menerima tantangan). Ketika diserang, petarung pertama akan memukul dan menghempas dua petarung lain yang menyerangnya. Dan Khusus bagi ureung tueng boleh menggunakan gempalan tanganya untuk memukul dimana saja, kecuali dibawah pusar. Untuk ureung pok mereka hanya boleh membanting dan menghempas sambil mereka berpegangan tangan. jika pegangan tangan ureng pok ini terlepas atau salah satu dari mereka roboh akibat hantaman ureung tueng, maka mereka dianggap kalah.

Begitu juga dengan ureung tueng, apabila ureung pok sanggup menghempas atau membantingnya maka dia dianggap kalah.

Pada babak ke dua, posisi pemain dibalik. Posisi tueng akan beralih ke pok, begitu juga sebaliknya. Hal ini terus berlangsung dalam limit waktu tertentu (ronde). Sampai salah satu pihak menang.
Manfaat : Melestarikan budaya daerah, Melatih Kesabaran, Melatih Mental, Melatih Konsentrasi, Melatih Kewaspadaan, Melatih Kepekaan, Melatih Kedisiplinan, Melatih Kontrol, Menambah Pengetahuan, Mempererat Tali Silaturahmi, dan Menjaga Tubuh Tetap Sehat.

Berbagai Sumber