Sejarah Polo Berkuda di Indonesia
Tahun 1937 menandai dimulainya sejarah polo di Indonesia, saat Batavia Polo Klub didirikan di Lapangan Banteng, Jakarta. Pendiri perkumpulan tersebut adalah seorang Belanda dan pertandingan pertama yang dilakukannya adalah melawan regu polo Malaysia. Saat terjadi perang dunia ke dua dan Indonesia dijajah Jepang, perkumpulan tersebut bubar.
Dalam tahun 1992, Hashim S. Djojohadikusumo dan James T. Riady kembali memperkenalkan polo di Indonesia dengan mendirikan JPEC - Jakarta Polo and Equestrian Club - di Bukit Sentul Selatan. Pada tahun itu pula, Indonesia menjadi anggota FIP - Federation of International Polo - dengan Hashim Djojohadikusumo sebagai Ketua Asosiasi Polo Indonesia.
Di bawah bimbingan Subiyakto Cakra Wardaya sebagai presiden Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi), Asosiasi Polo Indonesia menjadi Komisi Polo Indonesia di bawah Pordasi dengan ketuanya tetap Hashim Djojohadikusumo. Karena kesibukan ketuanya tersebut berbisnis di luar negeri, perkembangan polo di Indonesia benar-benar berhenti tahun 2002.
Pada tahun 2005, di bawah bimbingan Letnan Jenderal (Pur.) Prabowo Subianto, didirikan Nusantara Polo Club. Klub ini mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam turnamen Kings Cup 2006 di Thailand dan meraih peringkat ketiga di bawah Malaysia dan Jordan. Dalam akhir dari turnamen ini, negara-negara ASEAN: Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia sepakat untuk membuat polo sebagai cabang olahraga resmi yang dimainkan dalam SEA Games 2007 di Thailand.
Nusantara Polo Club
Nusantara Polo Club adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia yang dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf& Country Club. Selain menjadi klub yang terbuka untuk membina olahraga polo berkuda yang saat ini masih belum lazim dimainkan di Indonesia, Nusantara Polo Club juga membina tim nasional polo Indonesia yang pada bulan Desember 2007 berkesempatan mewakili Indonesia pada ajang turnamen polo SEA GAMES 2007 Thailand.
Pada tahun 2011, Nusantara Polo Club direncanakan akan dijadikan tempat penyelenggaraan turnamen polo berkuda pada South East Asian Games (SEA Games) 2011 Indonesia. (Wikipedia)
Dalam tahun 1992, Hashim S. Djojohadikusumo dan James T. Riady kembali memperkenalkan polo di Indonesia dengan mendirikan JPEC - Jakarta Polo and Equestrian Club - di Bukit Sentul Selatan. Pada tahun itu pula, Indonesia menjadi anggota FIP - Federation of International Polo - dengan Hashim Djojohadikusumo sebagai Ketua Asosiasi Polo Indonesia.
Di bawah bimbingan Subiyakto Cakra Wardaya sebagai presiden Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi), Asosiasi Polo Indonesia menjadi Komisi Polo Indonesia di bawah Pordasi dengan ketuanya tetap Hashim Djojohadikusumo. Karena kesibukan ketuanya tersebut berbisnis di luar negeri, perkembangan polo di Indonesia benar-benar berhenti tahun 2002.
Pada tahun 2005, di bawah bimbingan Letnan Jenderal (Pur.) Prabowo Subianto, didirikan Nusantara Polo Club. Klub ini mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam turnamen Kings Cup 2006 di Thailand dan meraih peringkat ketiga di bawah Malaysia dan Jordan. Dalam akhir dari turnamen ini, negara-negara ASEAN: Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia sepakat untuk membuat polo sebagai cabang olahraga resmi yang dimainkan dalam SEA Games 2007 di Thailand.
Nusantara Polo Club
Nusantara Polo Club adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia yang dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf& Country Club. Selain menjadi klub yang terbuka untuk membina olahraga polo berkuda yang saat ini masih belum lazim dimainkan di Indonesia, Nusantara Polo Club juga membina tim nasional polo Indonesia yang pada bulan Desember 2007 berkesempatan mewakili Indonesia pada ajang turnamen polo SEA GAMES 2007 Thailand.
Pada tahun 2011, Nusantara Polo Club direncanakan akan dijadikan tempat penyelenggaraan turnamen polo berkuda pada South East Asian Games (SEA Games) 2011 Indonesia. (Wikipedia)