Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.

Berikut ini kami sampaikan beberapa permainan tradisional khas yang ada di Provinsi Kalimantan Timur yang dimainkan oleh anak-anak remaja baik yang masih dimainkan hingga sekarang ataupun yang sudah mulai ditinggalkan oleh pemainnya, lengkap dengan arti, sejarah, gambar, dan penjelasannya. 

Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Daftar Isi:

  1. Begasing (Gasingan)
  2. Belincar
  3. Belogo
  4. Cina Boy
  5. Egrang
  6. Pindah Bintang


1. Begasing (Gasingan)

Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Dilansir dari Wikipedia, gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Bukan saja merupakan permainan yang dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa, gasing juga kerap digunakan untuk berjudi dan meramal nasib.

Masyarakat Kutai memiliki pelbagai jenis permainan gasing tergantung sistem cara permainannya. Mulai dari jenis buah pelele, tungkul, pendada, buong, perangat, dan terakhir adalah gasing bengor. Keenam gasing tersebut menjadi icon ciri khas gasing asal Kutai. Sementara Gasing yang paling viral di zaman dulu yang masih dimainkan sama kerajaan adalah gasing tungkul, gasing tungkul merupakan gasing agak tinggi dari yang lainnya.

Terdapat cara bermain gasing yang berbeda beda. Di Kutai dikenal tiga sistem permainan gasing di Kutai, yakni beragaan, adu tumbuk, beregu atau adu pukul beregu, dan bekurai atau disebut dengan ketahanan berputar gasing. 3 jenis permainan ini juga harus menggunakan jenis gasing yang sesuai. Misalnya betumbuk itu pakenya gasing pelele.


2. Belincar

Belincar adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Timur. Permainan ini dilakukan dengan melontar benda pipih ke arah taruhan yang berupa daun-daunan atau kertas bekas bungkus rokok.

Permainan belincar dapat dimainkan oleh 2 hingga 6 orang. Hal itu bergantung dari sifat permainannya (individual atau kelompok). Apabila pemainnya hanya dua orang atau berjumlah ganjil, maka permainannya bersifat individual. Sedangkan, apabila pemainnya berjumlah empat atau enam orang (genap), maka permainan bersifat kelompok. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh laki-laki yang berumur 5 hingga 15 tahun. Namun, apabila ada perempuan yang ingin bermain, maka ia akan menggabungkan diri dengan kaum laki-laki. Apabila jumlah perempuannya lebih dari satu orang, mereka dapat membentuk sebuah kelompok sendiri.

Peraturan Permainan - Pemain belincar hanya melontarkan kebot ke arah dam-daman atau utan yang berada di dalam garis kotak atau lingkaran dengan aturan sebagai berikut:
  • apabila lontaran tidak berhasil mengenai dam-daman, maka pelontarnya harus memberi kesempatan pemain lain untuk melontar;
  • lontaran dianggap sah apabila posisi pemain berada di garis anjak yang jaraknya lima sampai sepuluh langkah dari lingkaran tempat ditaruhnya dam-daman;
  • apabila melontar dan ternyata dam-daman bersama batu pelontar berada di luar garis lingkar, maka dam-daman tersebut berhak diambil dan pelontar masih diberi kesempatan melontar lagi.
Jalannya Permainan - Sebelum permainan dimulai, dilakukan pemilihan untuk menentukan peserta yang akan memulai permainan dengan jalan gambreng dan suit. Setelah dilakukan gambreng berulang-ulang nantinya yang tersisa hanya tinggal dua orang peserta. Kedua orang tersebut nantinya akan melakukan suit untuk menentukan siapa yang akan memulai permainan.

Permainan dimulai, pemain pertama mulai melontarkan kebotnya ke arah lingkaran untuk mengeluarkan dam-daman. Cara melontar kebot adalah dengan berdiri di belakang garis anjak, kemudian salah satu tangan yang menggenggam kebot diangkat. Setelah itu kebot akan dilontarkan ke arah dam-daman. Apabila dapat mengenai dam-daman hingga keluar dari lingkaran, maka dam-daman taruhan tersebut menjadi milik si pelontar. Namun, apabila tidak ada satu dam-daman taruhan pun yang dapat dikenai, maka pelontar harus digantikan oleh pemain yang lain. Pemain yang dapat mengumpulkan dam-daman taruhan paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.

Tempat Permainan - Permainan belincar dapat dilakukan di mana saja. Jadi, bisa di halaman rumah, di halaman rumah adat, atau di lapangan. Di dalam arena permainan tersebut akan dibuat sebuah bujur sangkar dengan sisinya kira-kira 60 cm atau sebuah lingkaran untuk menaruh dam-daman atau taruhan. Kemudian, dibuat sebuah garis anjak (tempat para pemain melempar kebot) yang jaraknya antara lima sampai sepuluh langkah dari tempat menaruh dam-daman.

Peralatan Permainan - Peralatan dalam permainan belincar adalah sebuah kebot yang dapat terbuat dari kayu yang keras, pecahan genting atau batu lepek/pipih. Hal ini dimaksudkan agar jika dilempar tidak melayang. Kebot nantinya akan digunakan sebagai gacu untuk mengenai dam-daman atau utan (bahasa Bulungan) yang terbuat dari kertas pembungkus rokok atau dedaunan yang bentuknya bagus. Sebagai catatan, dahulu utan atau dam-daman yang dijadikan sebagai taruhan nilainya dapat mencapai satu, sepuluh, atau seratus rupiah. Hal itu bergantung kesepakatan antar pemain.


3. Belogo (Logo)

Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Balogo, Belogo, atau Logo adalah salah satu permainan Kalimantan yang dikenal juga di Kaltim, alat utama dari permainan ini adalah kepingan berbentuk segi lima yang disebut logo. Kepingan logo terbuat dari batok kelapa yang diamplas di kedua sisinya. Logo ini dimainkan dengan cara dicungkil menggunakan sebuah tongkat yang disebut campak.

Belogo dimainkan secara beregu, dengan setiap regu terdiri dari tiga orang. Setiap regu harus menjatuhkan tiga buah target, yaitu kepingan logo yang diletakkan secara vertikal di tiga titik berderetan dari titik awal. Jarak antar target adalah 8 meter dengan lebar lintasan kurang lebih 3 meter. Karenanya, arena permainan belogo minimal membutuhkan ruang seluas 30 x 3 meter.

Setiap orang dalam regu bertugas menjatuhkan sebuah target yang berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap orang memiliki dua kali kesempatan untuk mencungkil logo yang digunakannya, sehingga setiap tim hanya memiliki enam kali kesempatan untuk menjatuhkan seluruh sasaran. Jika target yang menjadi tugasnya telah berhasil dijatuhkan pada pukulan pertama, seorang pemain dapat menggunakan pukulan keduanya untuk menjatuhkan sasaran yang menjadi tugas dari rekan satu tim.

Dalam kompetisi antarregu, masing-masing tim bermain secara bergantian dengan sistem akumulasi skor. Tiga target, yaitu depan, tengah, dan belakang, memiliki skor yang berbeda. Sasaran dengan posisi terjauh memiliki skor paling besar. Jika target bisa dijatuhkan pada cungkilan pertama maka disebut “agung” dan mendapatkan bonus skor tambahan.


4. Cina Boy

Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Diketahui Cinaboy memiliki nama yang berbeda-beda di masing-masing daerah di Indonesia. Ada yang menamakan Boy-boyan, Ucing Boy Geprek Kempung, Bebencaran maupun sebutan lainnya. Alat yang digunakan biasanya bola kasti atau bola buatan dari gumpalan plastik dan pecahan genteng atap rumah ataupun botol bekas.

Boi Boian atau Boi Boinan adalah permainan tradisonal yang dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang pemain. Cara memainkannya yaitu dengan menyusun lempengan batu atau pecahan genting atau porcelen yang berukuran relatif kecil. Bolanya bisa menggunakan bola tenis/kasti , namun anak anak biasa membuat sendiri bola yang terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik yang diikat dengan karet gelang, empuk dan tidak keras sehingga tidak melukai. 

Satu orang bertugas sebagai penjaga lempengan, yang lainnya kemudian bergantian melempar tumpukan lempengan itu dengan bola sampai roboh semua. Setelah roboh maka penjaga harus mengambil bola dan melemparkannya ke anggota lain yang melempar bola sebelumnya. Yang terkena lemparan bola yang gantian menjadi penjaga lempengannya.


5. Egrang

Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Egrang adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang sendiri diperkirakan berasal dari Bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. 

Egrang atau jangkungan (Jawa Barat) adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.

Cara Bermain : Kedua kaki menginjak titian yang terdapat pada masing masing bambu, kemudian langsung digunakan untuk berjalan.


6. Pindah Bintang

Daftar 6 Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur

Permainan pindah bintang adalah salah satu permainan tradisional melayu dari Kalimantan Timur. Sesuai namanya, permainan pindah bintang terinspirasi dari gerak bintang yang berkelap kelip di angkasa, seolah-olah bintang itu berpindah-pindah dari tempat satu ketempat yang lain. Tak hanya ada di Indonesia, permainan ini juga tercatat dalam daftar permainan di negara-negara Barat (the book of knowledge volume II). Diperkirakan permainan ini dibawa ke tanah Melayu pada masa kolonial.

Peralatan yang dibutuhkan:

  • Gambar lingkaran atau bisa memanfaatkan tiang rumah atau pohon sebagai markas
  • Peserta tidak dibatasi. Semakin banyak pemain, semakin seru pula permainan.
  • Waktu bermain dibebaskan, berhenti saat sudah lelah dan tidak ada yang mau bermain.

Cara bermain:

  1. Pemain membuat linkaran di tanah yang akan digunakan sebagai "markas" (tiang atau pohon bisa dijadikan pilihan juga).
  2. Jumlah lingkaran tidak sama dengan jumlah pemain. Jumlah lingkaran adalah jumlah pemain dikurangi satu (p-1). contoh: jika pemain 8, maka markas 7
  3. Pemain hompimpah untuk menentukan yang jaga, atau dalam permainan ini disebut "ajak".
  4. Ajak akan berdiri di tengah, dan pemain lain menempati markas (pilihan dibebaskan)
  5. Jika semua sudah siap, salah satu dari pemain ada yang berteriak "MARKAS" sebagai aba-aba untuk pindah markas.
  6. Pemain akan mencari markas baru, begitu pula ajak.
  7. Antarpemain tidak diperkenankan untuk saling dorong, dan satu markas untuk satu orang.
  8. Pemain yang tidak memperoleh markas baru, akan menjadi ajak dan berdiri di tengah.
  9. Pemenang ditentukan dengan sedikitnya dia menjadi ajak.