Provinsi Kepulauan Riau usai mengalami pemekaran wilayah membawa dampak terhadap perubahan tertentu secara kolektif yang telah diwarisi turun temurun. Secara umum bentuk permainan rakyat yang terdapat di Provinsi Kepri dapat dibagi dalam 3 kelompok besar, yaitu Permainan Anak-anak, Permainan Ketangkasan, dan Permainan didalam dan diluar ruangan.
Semua permainan ini memiliki nilai budaya yang terkandung didalamnya, seperti nilai kejujuran, solidaritas, kerjasama dan lain sebagainya. Permainan ini juga sesungguhnya memiliki manfaat yang baik bagi perkembangan anak secara mental maupun fisik. Perkembangan kecerdasan anak melalui permainan yang membutuhkan strategi untuk mengalahkan lawan serta perkembangan mental anak dengan melatih kesabaran serta kreatifitas anak. Permainan rakyat yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya:
Sumber: Permainan bocah |
Adu buah para adalah salah satu permainan anak-anak yang menggunakan buah karet sebagat alat permainannya. Arti buah para sendiri adalah buah karet atau biji karet, jadi permainan ini berarti mengadu buah karet., Permainan ini dapat dijumpai di seluruh Kepri.
Cara memainkannya diawali dengan undian (sud) dan siapa yang menang dia yang jalan terlebih dahulu dan yang kalah harus merelakan biji karet jagoannya ditaruh dibawah biji karet yang menang sud tadi. lalu biji karet yang disusun dua tingkat ditumbuk dengan ujung tangan bagian bawah,jika belum ada yang pecah maka bergantian menumbuk biji karet sampai salah satu biji karet ada yang pecah dan biji karet yang tidak pecah menjadi pemenang.
Pohon karet sangat banyak terdapat didaerah Riau, buah karet tersebut berjatuhan dari pohonnya dan diambil oleh anak-anak untuk dimainkan dan dipertandingkan.
- Sebelum dimulai pertandingan harus disiapkan skema lapangan permainan yang berupa sebuah garis start, garis leng (garis mati) dan sebuah lubang (diameter lebih besar sedikit dari biji tempurong atau sekitar 10 – 15 cm)
- Jarak antar garis telah disepakati bersama. Umumnya antara lubang dengan garis lempar sekitar 2 hingga 3 meter. Sedangkan jarak lubang dengan garis mati sekitar 30 cm.
- Setiap pemain membawa sendiri biji tempurong yang akan dimainkan
- Permainan dimulai dengan memasukkan biji tepurong oleh seluruh pemain, caranya dengan melemparkan biji tempurong ke dalam lubang yang telah disiapkan.
- Setelah semua pemain melemparkan biji tempurong, lalu dilihat keberadaan posisi biji. Yang dapat memasukkan biji tempurong ke dalam lubang merupakan pemenang yang berhak memangkah/memukul biji lainnya.
- Hal yang unik adalah, jika jarak hasil lemparan buah tempurong ke dalam lubang sekitaran telapak kaki, maka pemukul harus memukul atau melempar buah lawan lewat selangkang kaki atau menunging.
- Pelempar lawan adalah hasil lemparan buah yang terdekat dengan lubang. Permainannya dengan cara memangkah (memukul dengan cara dilempar pada sasaran) buah yang terdekat dengan buah pertama. Jika kena maka yang memangkah akan menang, jika tidak kena maka jarak terdekat kedua yang menjadi pemain untuk melakukan pemangkahan pada biji lainnya. Pihak yang kena dikatakan lenget (kalah). Demikian dilakukan hingga semua pemain selesai melakukan pemangkahan atau dipangkah. Setelah permainan pada babak pertama maka diulang kembali dari awal untuk melakukan pelemparan ke dalam lu bang sebagaimana urutan permainan dari awal hingga akhir. (sumber: http://disbud.kepriprov.go.id/biji-tempurong/)
- Sebelum memulai tebakan maka dinyanyikan lagu sambil meletakkan benda tersebut di di genggaman diantara para. Pemain berdekatan dengan posisi jongkok atau duduk saling berhadapan.
- Sebelum permainan, ditentukan siapa yang akan “Yang jadi” dengan melakukan hompimpa dan sut.
- Setelah itu dengan memanfaatkan benda bisa guli atau benda lainnya digunakan sebagai alat untuk pemain yang akan ditebak oleh “yang jadi”. Adapun lagu yang dinyanyikan adalah:
- Selesai menyanyikan lagu .”Yang jadi” langsung menebak letak benda yang disembunyikan tersebut berada ditangan siapa diantara para pemain itu.
- Jika tebakannya tepat maka yang jadi akan berganti orang. Jika tidak tepat maka permainan diulang dari awal. Demikian permainan itu dilaku kan secara berulang.
Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji Congkak dan jika tidak ada, kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatra yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris permainan ini disebut Mancala.
Bahannya terbuat dari kayu dengan bentuk papan yang panjang yang dilubangi sebanyak 14 lubang sebagai anak dan 2 lubang sebagai lubang induk,yang terletak di ujung kiri dan ujung kanan, cara memainkannya cukup gampang, dimainkan oleh 2 orang dan pemain secara bergantian memainkan buah dengan mengisi lubang, tiap lubang diisi dan pemenangnya adalah yang berhasil mengisi buah terbanyak dilubang induk. Permainan di dulunya dimainkan oleh anak raja, permainan ini dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Kepri.
Sumber: id.wikipedia.org |
Galah Panjang adalah permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat berpetak-petak. Setiap garis dijaga oleh pihak penjaga, pihak yang masuk harus melewati garis dan jika kena sentuh oleh penjaga maka harus diganti.
Di Indonesia permainan ini umumnya dinamakan Gopak Sodor yang diambil dari dua kata, yakni gobak dan sodor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gobak artinya permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat berpetak-petak. Sedangkan kata Sodor artinya menyodorkan ke depan atau mengulurkan tangan. Petugas yang berjaga menyodorkan badan dan tangannya bertugas untuk menyentuh pihak yang mencoba melewati garis.
Di Kepulauan Natuna permainan ini dikenal dengan nama Galah, sementara di Riau dikenal namanya Galah Panjang. Di Jawa Barat namanya itu Galah Asin, di Makasar ada Asing, dan di daerah Batak Toba disebut permainan Margala.
Gasing adalah permainan yang menggunakan tali dan kayu yang dibentuk sebagai alat permainannya. Cara memainkannya yakni dengan dipukul menggunakan teknik tertentu sehingga bisa berputar di atas suatu landasan. Riau memiliki beberapa bentuk gasing seperti bentuk Paras Gantang, Limau Manis, Janda Berhias, Batu Dacing, dan Tawak.
Gasing dibuat dari kayu, kayu tersebut dikikis hingga membentuk pipih, tali gasing dibuat dari kulit kayu. Tali Gasing umumnya memiliki panjang 1 meter. Gasing dimainkan dengan 2 cara, cara pertama disebut Gasing Pangkah, yaitu dimainkan dengan melemparkannya supaya mengetuk gasing lawan, sedangkan Gasing Uri dipertandingkan dengan menguji ketahanan gasing berputar.
Cara Bermain: Bentuk permainan yang biasa dimainkan adalah main porces. Cara permainannya dengan menggambar segitiga sama kaki ditanah kemudian masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambaran segitiga tersebut. Buah pasangan namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan. Peserta, tergantung jumlah pemain. Biasanya paling sedikit tiga pemain dan paling banyak idealnya enam pemain. Kalau lebih dari itu dibuat dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara masing-masing pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu melempar buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter .Pemain secara bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu sut jari tangan Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan melempar keras dengan maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan permainan terjauh.
Selanjutnya yang mengawali permainan adalah siapa yang berhasil mengenai buah pasangan, dialah mendapat giliran pertama.. Kalau tidak ada yang mengenai buah pasangan ,maka yang mulai bermain adalah gacoannya yang terjauh. Pemain harus berusaha menghabiskan buah pasangan diporces pada saat giliran bermain. Ada yang sekali giliran main sudah mampu menghabiskan semua buah pasangan. Tanda dia pemain yang terampil. Berbagai taktik untuk menang dilakukan ,antara lain kalau tidak mau memburu gacoan lawan , maka pilihannya adalah menembakkan gacoan ketempat yang kosong untuk disembunyikan agar tidak dapat dimatikan oleh lawan-lawan main. Pemain yang mampu menghabiskan buah pasangan terakhir dilanjutkan berburu menembak gacoan lawan . Pemain yang gacoannya kena tembak maka gacoannya mati ,selesailah permainannya pada game tersebut.
Jengket adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. terdapat beberapa nama untuk [permainan ini di antaranya: Statak dan engklek.
Permainan Jengket digolongkan dengan permainan hiburan yang dilakukan saat senggang oleh anak laki-laki dan perempuan berjumlah 2 sampai 4 orang dengan usia 6 sampai 12 tahun.
Alat yang digunakan untuk permainan ini adalah batu yang pipih atau bisa juga pecahan genting/piring atau kaca yang kemudian disebut dengan ucak, kemudian diatas tanah dibuat garis yang dibentuk sesuai permainan, umumnya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan. Permainan Statak ini hampir dijumpai di seluruh daerah di Riau.
Sebelum permainan dimulai, anak-anak biasanya bergotong-royong menggaris tanah untuk membuat lapangan permainannya. Kemudian setiap anak akan menyiapkan ucak atau gacuk yang dibuat dari pecahan piring kemudian diasah dan dibulatkan yang digunakan sebagai penikam. Pada permainan setatak ada beberapa urutan permainan yang akan dilaksanakan, yaitu :
- Ucak tikam pada petak 1 sampai petak 9, kemudian kembali ke petak 5 sampai petak 1, loncat sebelah kaki sambil menjepit gacuk pada jari kaki.
- Ucak diletakkan di telapak tangan dan loncat sebelah kaki untuk naik dan turun lapangan. Tingkop ucak 5 kali dengan lambungan ucak di belakang telapak tangan, tangkap dengan telapak tangan.
- Ucak dikenakan pada lengan yang ditelentangkan dekat siku. Ajukan tangan ke muka ke samping, loncat sebelah kaki. Turunkan ucak dari tangan, sambut dengan telapak tangan itu juga.
- Ucak diletakkan di kepala, berjalan biasa melewati lapangan. Jatuhkan ucak dari kepala dan sambut dengan tangan.
- Ucak diletakkan pada belakang kaki kanan dan melompat dengan kaki kiri. Ucak yang di belakang kaki, lambungkan ke atas, tangkap dengan tangan kanan.
- Ucak dipegang di telapak tangan, loncat dengan kaki sebelah kiri.
- Meraba-raba ucak di petak bintang. Dengan mata terpejam, membelakangi petak bintang sampai duduk mencangkung tangan meraba-raba untuk mengambil ucak di petak bintang. Ucak dilambung sambut dengan belakang telapak tangan. Sambil membelakangi arena permainan mengambil ancang-ancang untuk menikam bintang.
- Ambil bintang. Bintang merupakan biji kemenangan bagi permainan setatak, petak-petak yang akan direbuti bintang-bintang.
- Penentuan kalah menang dalam pertandingan ini adalah yang terbanyak memiliki bintang dari 10 petak.
- Bambu kecil berdiameter lobangnya sekitar 1 cm atau lebih kecil
- Bambu yang ukuran lebih kecil yang gunanya sebagai pendorong yang dimasukkan ke dalamnya dengan panjang menyesuaikan bambu induk.
- Putik bunga jambu sebagai peluru, namun jika tidak ada dapat juga menggunakan kertas yang dibasahi dengan air.
- Setiap pemain harus memiliki leletop masing-masing yang dapat dibuat sendiri atau dibuatkan oleh orang tua mereka.
- Ukuran leletop atau buloh adalah sekitar 30 cm. diameter lubang yang digunakan paling besar sekitar 1 cm atau lebih kecil agar bunga jambu dapat melekat pada lubang leletop tersebut. Selain batang bambu kecil dengan ukuran tersebut, juga dibuat pendorong dari batang bambu yang lebih kecil yang dapat masuk p ad a lu ban g bambu i n d u k y an g telah d i bu at sebelumnya. Akan lebih baik jika ukurannya sangat pas sehingga memberikan suara yang nyaring.
- Untuk peluru digunakan bahan buah bunga jambu air atau buah kecil yang masih berbentuk bunga. Selain menggunakan buah bunga jambu dapat juga meng- gunakan kertas yang dibasahi.
- Cara memainkannya yaitu, buah bunga jambu yang telah disediakan sebelumnya diletakkan di bagian depan lubang. Selanjutnya diketok pakai gagang pendorong hingga bisa muat masuk untuk didorong.
- Setelah bunga jambu itu pas didepan lubang dan tinggal disorong, maka ditembakkan dengan dimasukkan pendorong bambu kecil dan didorong dengan cepat, maka akan keluar suara meletup. Dar… (suaranya unik dan khas)
- Biasanya sasaran tembakan bermacam-macam, atau dilakukan sebagai senjata dalam permainan perang- perangan antara mereka dalam bermain. (Sumber : http://disbud.kepriprov.go.id/leletop/)
Sumber: Cerita2Samudra |
- Sebelum kolek dilepaskan untuk berlomba, semua disiapkan di pantai dengan kelompok masing-masing yang terdiri dari 4-5 buah kolek untuk diperlombakan menurut jenisnya, dalam keadaan semua masih belum terpasang.
- Setelah pluit dibunyikan, maka para pelaku menurunkan koleknya masing-masing dan langsung memasang layar serta tali temalinya. siapa yg selesai duluan ia langsung melaut.
- Dari gerbang keluar pantai itu mereka bersama-sama berpacu kearah pancang belok, dan memutar disana serta merobah arah ke pancang lewat yang terletak ditengah arena. Dari sini langsung ke pancang putar.
- Dari pancang putar, yang merupakan jarak tempuh akhir itu, kolek-kolek berpacu ke gerbang masuk dan akhirnya finish di pantai tempat semula kolek itu bertolak.
- Perlombaan ini dianggap batal jika pesertanya : Pada tiap putaran tidak mengitari arah keluar tonggak dan jika kolek karam sebelum finish.
- Perlombaan dikatakan menang, bila peserta mencapai finish dan melewati gerbang masuk menurut urutannya.
Sumber : http://disbud.kepriprov.go.id/permainan-perahu-jong/ |
- Tangan kanan dan kiri masing-masing memegang ujung benang.
- Kedua tangan menarik dan mengulur secara terus menerus hingga buah atau tutup botol berputar.
- Kecepatan putaran sekacak ditentukan oleh kecepatan tangan menarik dan mengulur tali. semakin cepat menarik maka putaran akan semakin cepat, begitupun sebaliknya bila tarikan diperlambat maka putaran sekacak akan semain menurun.
- Permainan dapat di tandingkan dengan cara mengadukan buah sekacak atau tutup lemon pada biji durian, bagi yang berhasil memecahkan biji durian maka dialah pemenangnya. (Sumber : http://disbud.kepriprov.go.id/sekacak/)