29 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Bengkulu adalah sebuah provinsi yang berada di pulau Sumatera, Indonesia. Ibu kota provinsi Bengkulu ada di kota Bengkulu. Provinsi ini terletak di bagian Barat Daya Pulau Sumatra, yang berbatasan dengan provinsi Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan dan Lampung. Pada tahun 2020, jumlah penduduk provinsi ini sebanyak 2.010.670 jiwa, dengan kepadatan 101 jiwa/km².

Kebudayaan Bengkulu sangat kental bercirikan dengan budaya Melayu yang memiliki beberapa ciri berbeda karena dipengaruhi oleh suku-suku berbeda yakni kebudayaan Rejang, Melayu Serawai, Melayu Kaur, Mukomuko, Pekal dan Melayu Lembak. Budaya tabut merupakan satu kultur unik yang memadukan tradisi lokal dengan Islam Syiah secara kultural.

permainan tradisional bengkulu selatan, nama permainan tradisional rejang lebong, permainan tradisional lampung, contoh permainan kucing rumput, permainan tradisional gorontalo, apa saja kondisi yang mempengaruhi permainan rakyat, permainan petak jongkok, permainan kucing rabun adalah

Daftar Isi :


1. Aco
32 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Lapangan Permainan Aco (sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/)

Aco, atau dalam bahasa lndonesianya gawang adalah permainan khas Bengkulu. Alat yang dipakai adalah Ace, yaitu bambu berukuran lebih kurang sepanjang 3 meter. Anggota pemain dibagi menjadi 2 kelompok. Setelah selesai seleksi kelompok, seluruh pemain bersiap-siap.

Dalam permainan ini terdapat area untuk arah penyerbu berlari dan garis samping, yang dapat dimanfaatkan oleh penjaga aco untuk menangkap lawan atau penyerbu.

Terdapat 6 garis Aco yang dijaga. Garis tersebut harus dapat dilewati oleh penyerbut tanpa dapat tertangkap.

Ada juga garis empat persegi sebagai garis luar yang dilarang dilewati oleh penyerbu, kalau penyerbu ke luar dari garis tersebut, maka penyerbu dinyatakan busuk, atau sudah mati. Terdapat satu garis di lapangan untuk pihak penyerbu mengambil aiicang-ancang untuk menyerang.


2. Ayam-Ayam

Ayam-ayam adalah nama sejneis permainan daerah Propinsi Bengkulu. Pernainan ini dinamakan ayam-ayam karena dalam pelaksanaannya, pemain melakukan tugas menirukan suara seperti kokok ayam jantan. Permainan ini biasanya dilakukan pada malam hari.

Pemainnya tidak kurang 12 dan dijadikan 2 kelompok. Usia pelaku permainan ini sekitar 8 sampai 15 tahun. Permainan ini, pada umumnya dimainkan oleh anak pria. Hal ini, disebabkan waktu melakukan permainan ini dilakukan pada malam hari.

Peralatan yang dipergunakan dalam pernainan ayam-ayam ini satu lembar kain sarung biasa. Kain sarung digunakan untuk tempat ayam-ayam bersembunyi, supaya tidak kelihatan oleh kelompok lawan.

Saat permainan mulai dilaksanakan, satu kelompok menjinjing kain sarungnya dengan bentuk dilebarkan ke samping dan pada saat itu salah seorang dari anggota kelompok tersebut siap untuk mengikuti perjalanan. kelompok tersebut terus berjalan sambil menjinjing kain sarungnya menuju batas wilayah dan berhenti lebih kurang satu meter sebelum batas.

Dalam waktu yang bersamaan, kelompok lain melakukan hal yang sama. Anggota pemain yang mengikuti di belakang kelompoknya disebut ayam ayam. Saat kedua kelompok bertemu, kedua ayam-ayam tersebut diam-diam menyelinap di belakang masing-masing kelompoknya.

Selanjutnya, satu memohon kepada kelompok lain supaya ayam-ayam lawannya berkokok. Setelah mendengar kokok ayam tersebut, kelompok tersebut akan menebak siap'akah gerangan yang berkokok atau siapakah ayam-ayam tersebut. jika tebakan  benar, maka ayam-ayam dari lawan harus ditahan atau ditawan. Sebaliknya andaikata tebakan salah, maka ayam-ayam kembali ke rumahnya atau ke tempat semula.


3. Bicau
32 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
(sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/)

Bicau adalah salah satu permainan tradisional Bengkulu. Nama lain dari bicau yakni Capicau atau seletak. Permainan bicau dapat dilakukan oleh lelaki dan perempuan atau sejenis saja, dengan batas usia antara 7 tahun - 30 tahun. Dilaksanakan untuk mengisi waktu senggang, jadi dapat dilaksanakan kapan saja bila mau dengan jumlah pemain 2 orang. Permainan dapat dilakukan di atas tanah, lantai, kertas, atau papan dengan membuat garis-garis permainan. Masing-masing pemain menyiapkan biji buah sebanyak 6 biji, jadi bila pemainnya 2 orang maka jumlah bijinya 12 biji terdiri dari 2 jenis warna. 

Sebelum permainan dimulai, lebih dulu diadakan suit untuk menentukan siapa yang berhak lebih dulu menggeser buahnya. Setelah itu pemain dengan bebas menggeser buahnya dari titik lain ke tempat yang kosong. Buah yang dapat dilangkahi berarti mati dan dapat diambil oleh yang melangkahi. Setiap buah yang dianggap mati, diambil dan dikeluarkan dari garis permainan. Pemain yang kalah, apabila buahnya habis lebih dahulu.


4. Bobot

Bobot adalah sejenis permainan anak-anak Rejang Lebong yang mencari kayu bakar beramai-ramai sepulang sekolah menggunakan Bobot. Bobot ini terbuat dari 2 batang kayu dengan panjang sekitar 150 cm (dapat digenggam jemari anak), kemudian di bagian bawahnya sekitar 100 cm dipalangkan kayu yang sama dengan ukuran panjang sekitar 50—75 cm. Gunanya adalah untuk tempat menarik kayu yang sudah diikat dengan rotan atau tali akar. 


5. Cabur/Totor Gala
32 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber: kebudayaanindonesia.net

Cabur atau Totor-Gala adalah nama suatu permainan dari daerah Bengkulu.Permainan ini dilakukan pada malam terang bulan atau pada bulan Puasa, sesudah berbuka puasa menunggu beduk teraweh berbunyi dan sesudah makan sahur.

Umumnya permainan cabur atau totor gala dimainkan oleh anak laki-laki berusia 10 tahun – 16 tahun. Jumlah pemainnya tidak terbatas hanya disesuaikan dengan kondisi lapangnya. Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah sebuah lapangan yang datar dan bersih dan kapur tulis untuk menggambar garis-garis dan kotak tempat bermain. 

Sebelum permainan dimulai, lebih dulu dihitung jumlah pesertanya untuk menentukan jumlah garis yang akan dibuat kemudian jumlah pemain dibagi 2 kelmpok dan diundi untuk menentukan siapa saja yang menang, dan yang kalah masuk ke dalam garis. 

Bila aba-aba sudah dimulai, maka pemain yang menang akan menyerbu dipimpin oleh kepala regunya untuk masuk garis. Tiap garis dijaga oleh seorang anak dan berusaha memukul seorang penyerbu yang berusaha memasuki garis. Penjaga garis tidak boleh keluar garis, di tengah-tengah ada garis membujur namanya garis gala, penjaga garis gala dapat berlari sepanjang garis ini. Apabila seorang pemain dapat melewati sebuah garis, dia berteriak cabur. Apabila salah seorang dapat dipukul oleh penjaga garis maka bertukarlah giliran pemain penjaga garis semula menjadi penyerbu. Akan teapi bila salah seorang dari regu penyerbu dapat keluar dari semua garis pemghalang maka dia akan member tanda walaupun ada di antara teman-temannya yang masih berada di dalam kotak garis mereka semua boleh keluar tanpa dipukul.


6. Ceu Cet

Permainan Ceu Cet ini hampir mirip dengan permainan petak umpet. Ceu Cet adalah permainan melompat-lompat dari satu kota ke kotak lainnya. Bentuk permainannya adalah melompat ke kotak-kotak yang sudah dibuat dengan garis di tanah. Sebelum pemainnya melompat ke setiap kotak yang tersedia, si pemain harus melemparkan sebuah batu berbentuk ceper ke masing-masing kotak yang ada. Jika lemparan batu mengenai garis, maka dianggap dis dan akan dilanjutkan dengan pemain yang lainnya. Demikian seterusnya.

Begitu juga kalau kakinya waktu melompat dari satu kotak ke kotak lain mengenai garis, iapun dianggap dis. Jumlah pemainnya tidak terbatas dan tidak menggunakan waktu. 


7. Cipak/Sipak Raga

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Sepak raga (bahasa Minangkabau: sipak rago) adalah salah satu permainan tradisional yang berkembang di wilayah Minangkabau namun berkembang juga di daerah Bengkulu. Permainan ini dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dengan cara membentuk lingkaran di suatu lapangan terbuka, di mana bola raga tersebut dimainkan dengan kaki dan teknik-teknik tertentu sehingga bola tersebut berpindah dari satu orang pemain kepada pemain lainnya tanpa jatuh ke tanah. Bola raga terbuat dari daun kelapa muda atau kulit rotan yang dianyam menggunakan tangan.

Perbedaan utama sepak raga dengan sepak takraw terletak pada penggunaan jaring (net) yang ditemui pada sepak takraw, tetapi tidak dipakai pada sepak raga.

Pada zaman dahulu permainan sepak raga dilakukan oleh para pemuda di kampung-kampung pada sore hari untuk mengisi waktu luang dan sebagai sarana hiburan. Tidak ada penilaian yang baku pada permainan ini, karena permainan ini tidak dipertandingkan. Yang ada hanya penilaian pada kemahiran pemain dalam memainkan bola supaya tidak jatuh ke tanah.


8. Congkak

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber: Backpacker Jakarta

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.

Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatra yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.

Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan lubang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah jarum jam. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. (sumber: Wikipedia)

9. Dadu Kunca

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Dadu kunca adalah bahasa daerah Suku Bangsa Serawai, yang artinya pemainan dadu dengan cara digoncangkan. Pennainan ini dilakukan minimal oleh 2 orang. Banyaknya pelaku permainan tidak terbatas, atau bisa saja mencapai IO atau belasan orang. Semakin banyak pelakunya, permainan akan bertambah asik dan biasanya waktu permainan akan lama.

Peralatan:

  • Tiga buah dadu yang serupa. Dadu ini terbuat dari tanduk kerbau atau kayu yang keras, misalnya kayu besi. 
  • 1 buah panci tempat cuci tangan dan satu buah piring yang ukuran
  • agak besar. Panci dan piring ini, sebagai alat untuk memainkan dadu.
  • Satu lembar kain kasar (belacu) berukuran 40 Cm x 100 Cm, kain ini bisa ditukar  dengan kertas yang tebal (kertas karton). Di atas kain tersebut dibuat 6 buah petak yang sejajar dan di dalam petak tersebut dibuat lingkaran-lingkaran kecil dan tersusun seperti mata dadu. 

Dadu Kunca termasuk jenis permainan judi, karena itu dilarang untuk diselenggarakan. Sehingga sekarang ini Dadu Kunca tidak terlihat lagi diselenggarakan masyarakat.


10. Eket Pun Pisang
31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber: akun Twitter @jamugodhog

Permainan Eket Pun Pisang (Eket=rakit, Pun=batang/pohon, Pisang=pisang) artrinya Rakit Pohon Pisang. Permainan ini dilakukan anak-anak Rejang di Lebong di Bio Tik (kali/sungai kecil) yang ada di sekitar dusun mereka atau di sekitar Danau tes. Kadang kala mereka melakukan perlombaan, siapa yang cepat sampai di tempat tujuan yang sudah ditentukan. Eket Pun Pisang dibuat dari beberapa batang pisang yang dipotong dengan ukuran panjang yang sama.

Kemudian batang-batang pisang itu ditusuk dengan kayu atau bambu dengan tujuan agar batang-batang pisang itu menyatu. Ada pula yang menambahkan ikatan tali, agar rakitnya itu kuat. Eket Pun Pisang, sering juga digunakan untuk menyeberangi Bioa Ketawen (Air Ketahun), karena keterbatasan jumlah perahu yang ada. Kalau pun ada, biasanya yang punya tidak mau meminjamkan kepada anak-anak yang suka bermain di air. Permainan ini sangat terkenal di Kotadonok, Tes, Turung Tiging, Turan Lalang, Talangratu, Tapus, Talangbaru dan Tanjung.


11. Gasing

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Gasiang, Gasing (atau juga disebut Gangsing) adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib. Di Bengkulu juga terdapat beberapa jenis gasing yang terkenal, umumnya terbuat dari kayu.

Jenis-jenis Gasing : 

  1. Gasing Kayu, Dibuat dari bahan kayu yang keras, umpamanya dari kayu petai cina, rukam, kemining, jeruk dan lain-lain. Bentuk gasing yang dimainkan berbentuk gici kecil atau menyerupai buah bengkuang. Pada bagian atas diberi kepala untuk melilitkan tali pemutar gasing, pada bagian bawah ditancapkan paku atau besi runcing sebagai taji untuk melukai atau merusak kesembangan gasing lawan.
  2. Gasing Paku Berindu, Terbuat dari buah paku bindu (biji pakis) dan bilah bamboo, warna kuning muda. Teknik membuat dengan cara diraut, dikorek dan dilobangi, dengan menggunakan pisau untuk mengupas dan meraut buah paku bindu dan lidi untuk mencukil isi buah. Dimainkan dilantai rumah dengan cara diputar dengan tangan.
  3. Gasing Buah Parah, Terbuat dari buah parah (biji karet), bilah bamboo dan benang, warna coklat tua dan kuning muda. Teknik membuat dengan cara diraut dan dikorek, dengan menggunakan pisau untuk meraut bilah dan melubangi biji buah parah, lidi sebagai alat mengeluarkan isi/biji buah parah dan melubangi bilah baling-baling dengan besi panas. Dimainkan  denga cara menggulung benang terlebih dahulu, kemudian sekali ditarik sekali dilumbar.
  4. Gasing Bambum, Terbuat dari bambu dan tali, warna kuning muda, merah hijau, orange dan merah. Teknik buat dengan menggunakan gergaji untuk memotong bamboo, pisau untuk meraut bilah dan besi panas untuk melubangi bilah. Dimainkan dengan cara diputar menggunakan tali.
  5. Gasing Pinang, Terbuat dari buah pinang dan lidi bamboo, warna coklat tua dan kuning muda. Teknik buat dengan menggunakan pisau untuk mengupas buah pinang dan meraut lidi bamboo dan palu untuk memukul lidi bamboo untuk ditancapkan pada pinang. Dimainkan dengan cara diputar dengan tangan.
  6. Gasing Alumunium, Terbuat dari logam alumunium dan benang, warna putih. Dibuat dengan menggunakan paku untuk melubangi lempengan alumunium, palu sebagai alat pemukul supaya rata, gunting sebagai pemotong dan batu asahan untuk menajamkan mata gasing.


12. Ingkau
31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber : https://budaya-indonesia.org/

lngkau adalah nama permainan dalam bahasa Bengkulu yang artinya Sepatu-bambu. Di daerah lain Ingkau disebut dengan egrang, jajangkungan.

Permainan Ingkau (Engkrang) adalah sejenis permainan tradional yang dilaksanakan dengan berjalan di atas 2 potong bambu. Permainan ini berasal dari daerah Bengkulu, biasanya dimainkan di halaman rumah atau lapangan terbuka, dilaksanakan pada siang hari akan tetapi akan lebih baik dilakukan di malam hari. Permainan ini biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki yang berusia antara 8 tahun - 20 tahun, dilakukan secara perorangan ataupun beregu. Tujuan dari permainan ini untuk memupuk rasa keberanian anak dan melatih keseimbangan badan.

Dalam membuat alat untuk permainan Ingkau (Engkrang) ini harus dipersiapkan 2 potong bambu, yang ukurannya sama sebesar pergelangan tangan. Panjang bambu diperkirakan 4 sampai 8 ruas untuk satu orang. Selanjutnya bambu pertama di atas ruas pertama dilubangi, diberi papan sepanjang tapak kaki untuk tempat berpijak, begitu juga untuk bambu kedua. Cara bermain Ingkau (Engkrang) pegang ujung bambu bagian atas dengan kedua tangan, angkat kaki kanan letakkan di atas papan, selanjutnya kaki kiri dan baru melangkah ke arah yang sudah ditentukan.

Jika diperlombakan atau pemain yang baik, siapa yang lebih dulu sampai di finish dan tidak pernah jatuh, dialah yang dianggap sebagai pemenangnya. Permainan Ingkau bila dilaksanakan pada malam hari, para pemainnya dilengkapi dengan kuting niugh (mayang kelapa yang sudah mati). Cara memakainya, mayang ini diselipkan di antara selah jari, di kuping atau digigit, dan ujungnya diberi api. Adapun tujuan dari mayang yang ujungnya diberi api hanya untuk menakut-nakuti layaknya seperti hantu.


13. Palak Babi/Kepala Babi

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Permainan ini dinamakan kepala babi, karena rotan pendek yang dipukul dan dilempar. Di daerah lain permainan ini disebut Patil lele, Patok Lele, atau Gatrik.

Pesertanya anak-laki-laki yang berumur 10 sampai 15 tahun. Jumlah jumlah pemain lima atau enam orang dan boleh juga beregu. Peralatan yang digunakan terdiri dari dua potong rotan sebesar ibu jari kaki yang satu (pemukul) panjangnya 40 Cm dan yang satunya lagi (anak) sepanjang 15 Cm. Satu lobang ditanah lebarnya 20 Cm dan dalamnya ± 15 Cm.

Para pemain membuat kesepakatan sebelum permainan dimulai misalnya satu kali permainan (game set) nilai angka 3500, nilai satu pukulan, penjaga dapat menangkap rotan dan menghitung jarak nilainya 100. Permainan ini mempunyai 4 tahap :

  1. Mencungkil (mencongkel).
  2. Plang.
  3. Kepala babi.
  4. Menjual dendeng.

Misal, 4 orang pemain. Mula-mula melakukan slit dahulu untuk menentukan giliran main. Siapa yang dapat giliran pertama main, yang giliran keempat menjaga. Yang nomor dua main, yang nomor satu menjaga dan yang nomor tiga main, yang nomor dua menjaga, se'rta bila yang nomor empat main, maka yang nomor tiga menjaga.

Mencungkil - Anak (rotan pendek) ditaruh melintang diatas lobang. Dengan pemukul (rotan panjang) anak tadi dicongkel dan ditolak sejauh-jauhnya. Yang menjaga berusaha menangkap kembali melemparkan kembali kepada si pemain.

Plang - Anak (rotan pendek) dan pemukul (rotan panjang) pada satu tangan. Anak dilambungkan ke atas, pemukul cepat memukulnya dan berusaha memukulnya sejauh mungkin. lni dilakukan agar penjaga susah untuk menangkapnya dan apabila jauh agar menyulitkan penjaga melempar menuju lobang. Sebab apabila anak dapat dilempar menuju lobang, pemain mati. Kemudian sampai kemana lemparan penjaga, pemain akan menghitung jaraknya memakai pemukul atau dihitung dari lobang. Tiap satu kali pemukul nilainya 100. ltulah sebabnya pemain berusaha melempar/memukul anaknya sejauh munkin.

Kepala Babi - Anak diletakkan tegak di atas lobang. Pemain memukul anak dan bila anak sedang melenting, dipukul kembali dengan pemukul. Bila pukulan

pertama belum kena, boleh dengan pukulan kedua asal anak masih diudara atau belum jatuh ke tanah. Pemain berusaha memukul sejauh-jauhnya. Pukulan ini tidak dikembalikan oleh penjaga. Jarak yang dipukul oleh pemain atau dimana anak tadi jatuh, itulah yang dihitung dan cara menghitungnya dari lobang. Apabila anak tadi tidak terpukul atau tidak terkena oleh pemain, pemain mati. Tiap giliran diulang dari permulaan. Akhimya bila pemain satu persatu sudah sampai ke game, atau dijanjikan 3.500 nilai, si pemain boleh menunggu. Yang giliran ketiga dan keempat saja meneruskan pernainan. Berusaha menjadi pemenang, sebab siapa yang kalah akan mencilok dendeng (mencuri dendeng).

Mencilok dendeng (Mencuri dendeng) - Pemain pertama meletakkan anak atau rotan pendek melintang di atas lobang. Mencongkel dengan pemukul sejauh mungkin. Pemain yang kalah ini akan mengambilnya. Rotan itu ditaruhnya di sebelah kaki, misalnya kaki kiri. Kaki ini tidak boleh diletakkan atau menyinggung tanah. Jadi dengan kaki sebelah, dia melompat-lompat diiringi oleh sorak dan sorai serta ucapan celok-dendeng, celok dendeng dan kawan-kawan menuju kelobang. Kemudian giliran pemenang kedua pula berbuat seperti pemenang pertama tadi, seterusnya pemenang ketiga demikian pula.

Yang kalah tiga kali terpaksa mundar mandir diiringi sorak sorai dan ucapan cilok dendeng, cilok dendeng, cilok dendeng. 


14. Kucing-kucing atau Bekel

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Kucing-kucing atau Bekel adalah permainan yangbiasanya dimainkan oleh anak perempuan. Untuk memulai permainan, harus ada 6 buah biji congklak atau sejenis cangkang kerang atau biasa disebut “kucing-kucing” dan satu bola tenis. Pemain harus melempar bola ke atas dan ambil “kuciang-kuciang” tadi. Saat permainan dilakukan, terdapat tahap-tahap permainan. Di antaranya yaitu setelah melempar bola ke atas, maka pemain harus merubah beberapa kucing-kucing dari posisi asalnya.


15. Kucing Rabun

31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Permainan kucing rabun adalah permainan menebak nama teman oleh orang yang menjadi kucing rabun yang matanya ditutup dengan kain.

Permainan kucing rabun sering dilakukan pada saat ada perayaan-perayaan pernikahan dan pada sore hari pada saat anak-anak pulang sekolah. Tempat melakukan permainan ini adalah di halaman rumah dan lapangan terbuka. Peserta permainan kucing rabun adalah anak laki-laki atau anak perempuan ataupun campuran keduanya yang berusia antara 6 tahun – 13 tahun dengan jumlah minimal 3 orang.

Sebelum permainan dimulai, lebih dulu dibuat lingkaran dengan ukuran jari-jari 1,5 m – 2 m kain penutup mata warna hitam berukuran 50 x 100 cm. Untuk menentukan siapa yang pertama kali menjadi kucing rabun lebih dulu diadakan ansum atau suit.

Pemain yang menjadi kucing rabun, matanya ditutup oleh pemain yang lain dengan kain berwarna hitam yang dikaitkan pada bagian belakang kepala. Setelah matanya ditutup, kucing rabun menjauh dari tempat tersebut dan pemain yang lain siap untuk dicari.

Apabila seorang pemain tertangkap dia tidak boleh lari, kucing rabun boleh menggerayangi pemain yang tertangkap dengan tujuan untuk mengenalinya, dan untuk selanjutnya kucing rabun menyebutkan nama orang yang tertangkap tersebut. 

Jika tebakannya benar maka orang yang tertangkap itu akan menjadi kucing rabun dan kucing rabun sebelumnya akan menjadi pemain. Demikian juga halnya bila seorang pemain menginjak garis lingkaran, maka orang tersebut harus menjadi kucing rabun dan kucing rabun sebelumnya terlepas dari tugasnya.


16. Layang-layang
31 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber: Richa Gambar

Layang-layang, layangan, atau wau (di sebagian wilayah Semenanjung Malaya) merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan. Layang-layang merupakan salah satu permainan tradisional dari Indonesia. Layang-layang sering dimainkan oleh anak-anak di tanah lapang. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa dan orang tua juga ikut bermain layang-layang. Setiap daerah memiliki keunikan atau ciri khas tentang layang-layang.

Beberapa layang-layang yang dikenal di Bengkulu adalah layang-layang berbentuk Burung, Kupu-kupu, Lipan atau Kelabang, Kapal Laut, jenis layang-layang dengung, layang-layang beranak, dan Ikan.


17. Lompek Kodok

Lompek Kodok adalah bahasa Daerah Bengkulu yang dalam bahasa Indonesianya adalah'Lompat Katak.  Pesertanya terdiri dari anak-anak wanita usia sekitar 6 sampai 12 tahun. Kadang-kadang ada juga anak laki-laki yang turut: Anak wanita yang lebih
besar malu bermain sebab permainan ini melompat-lompat. Tetapi permainan
ini sebenamya adalah permainan anak-anak wanita. Jumlahnya boleh sampai
enam anak. 

Peralatan/Perlengkapan: Tiap orang menyediakan pecahan kaca yang berlainan bentuk atau warna. Atau uang Belanda yang terbuat dari tembaga. Dan sebuah gambar ditanah atau disemen.
30 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
(sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/)
Keterangan:
- 1, 2 dan 3 adalah tangga.
- 4, 5 dan 6 sayap.
- 7 tengah, tempat berpijak dua kaki.
- X serong, untuk tangga bantuan.

Permainan ini terbagi 5 tahap atau gerak :
a. Melompat dengan kaki sebelah.
b. Hidup mati.
c. Kelling Kota.
d. Jual apam (apam = jenis kue).
e. Tukak ayam (koreng = kudis.
f. Keliling kota. 


18. Luko Gilo atau Bubu Gila
30 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Sumber: Loka Data
Luko Gilo atau bubu gila adalah sejenis permainan tradisional yang menggunakan bubu, yaitu sejenis alat perangkap ikan yang terbuat dari rautan bambu yang dijalin rotan dan diselubungi pakaian berwarna hitam. 

Luko Gilo atau bubu gila adalah jenis permainan rakyat masyarakat Suku Lembak Delapan, salah satu suku yang menempati wilayah Provinsi Bengkulu. Lukah Gilo mirip dengan jailangkung yang dikendalikan oleh seorang pawang.

Luko Gilo dimainkan oleh 8 orang yang duduk. Satu orang memegang alat tangkap bubu, satu lagi memegang jalinan lidi kelapa yang dipukul ke sebuah triplik berukuran kecil dan menghasilkan bebunyian.

Si pemukul tersebut selain memukulkan lidi kelapa ke triplek menghasilkan bunyi tampak bernyanyi dengan bahasa "suku lembak delapan". Saat triplek dipukul menghasilkan bunyi, alat tangkap ikan tersebut akan bergerak seperti menari melompat-lompat, seperti ada sesuatu yang tak terlihat mata menggerakkan bubu itu melompat-lompat.


19. Nganjur

Nganjur adalah nama sejenis permainan dari daerah Propinsi Bengkulu, yang artinya adalah mengadu ayam dengan mencari ayam-ayam yang lepas di Kampung-Kampung.


20. Pencak

30 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Pencak adalah nama salah satu jenis permainan rakyat daerah Propinsi Bengkulu, pencak boleh juga disebut Pecak. Permainan ini diiringi oleh Kelenengan atau Gamelan. Tetapi kalau pemainnya tidak memerlukan iringan, maka iringan tersebut boleh ditiadakan. Pemain yang sudah betul-betul menguasai permainan, diharapkan akan dapat mempergunakan untuk bela diri.

Sebelum permainan dimulai, diadakan upacara pembukaannya dan langsung menentukan pemain-pemain yang lain suku. Kemudian ditentukan tata tertib atau ketentuan permainan baik dalam tembang pencak maupun dalam kompetisi menggunakan senjata tajam. Selain itu, juga ditentukan batasan-batasan menang atau kalahnya.


21. Sarentam/Segerentam

Serentam adalah sebutan masyarakat Suku Bangsa Serawai Kecamatan Manna, Kecamatan Talo dan Kecamatan Pino. Sedangkan sebutan di-Kecamatan Seluma adalah Entam Ayam. Permainan ini biasa dilakukan pada waktu sore hari sewaktu orang ramai-ramai turun mandi di sungai, karena biasanya lokasi permainan ini dilakukan di sekitar pemandian.

Adapun aturan-aturan permainan, sebagai berikut:

  1. Tidak diperkenankan menerjang bagian leher ke atas, bagian dada dan menerjang di sekitar daerah kemaluan.
  2. Tidak dibenarkan berlari ke daratan atau berlari terlepas dari air.
  3. Hanya diperkenankan menerjang dengan kedua belah kaki, dan dilarang mempergunakan anggota lainnya.
  4. Pemimpin kelompok berhak mengeluarkan/memberhentikan pemain yang tidak patuh dengan aturan permainan.
  5. Pemimpin kelompok akan dikeluarkan oleh se1uruh anggota apabila temyata melanggar aturan permainan.
  6. Apabila seluruh anggota kelompok mengaku telah kehabisan tenaga, dan tidak mampu lagi untuk melawan serangan lawan, maka pada saat itu kelompok tersebut dinyatakan kalah.
  7. Permainan dapat dihentikan, apabila kedua bela pihak sepakat untuk menghentikan permainan.


22. Sekejar
29 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Lapangan Permainan Sekejar (sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/)

Sekejar adalah permainan dari Bengkulu. Dinamakan sekejar, karena sepanjang pelaksanaan permainan, para pemainnya selalu saling kejar mengejar. Permainan ini boleh dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Persyaratan untuk dapat berlangsungnya jenis permainan ini harus mengumpulkan pemain minimal 6 orang. Orang yang lebih dahulu turun dari gawang, dapat ditangkap oleh orang yang kemudian turun. Atau jelasnya orang yang kemudian turun dari rumah, berhak menangkap orang yang dahulu turun dari rumah.


23. Sekerung

Sekerung adalah nama sejenis permainan rakyat daerah Propinsi Bengkulu, yang asal katanya adalah kerungan atau dalam bahasa Indonesia adalah lingkaran. Jadi permainan ini hanya dilakukan pada satu lingkaran di atas tanah. Jumlah pemain pada permainan ini minimal 2 orang. Sedangkan jumlah maksimal tidak ada ketentuan. Hanya saja jumlah maksimal yang dianggap sedang, adalah berkisar antara 5 atau 6 orang.

Permainan ini digemari oleh anak-anak wanita dan pria. Perlengkapan yang dibutuhkan adalah pecanan atau potongan pinggan porselin. Selain itu, setiap pemain menyediakan sepotong belahan bambu sebesar kelingking dan ujungnya diruncingkan, sehingga mudah menembus tanah.

Saat permainan dimulai, serentak mereka menuju tepi arena pernainan atau menuju lingkaran-lingkaran yang tertera pada denah. Kemudian mereka membuat lingkaran kecil dengan garis tengah sepanjang 40 Cm.

Di dalam lingkaran yang bergaris menengah 40 Cm tersebut, masing-masing pemain menankepingan porselin atau biasa disebut emas.


24. Selaut
29 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Denah Permainan Selaut (sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/)

Selaut adalah nama satu jenis petrnainan Rakyat Daerah Bengkulu. Permainan ini dinamakan selaut, karena dalam garis-garis permainan ada yang dinamakan laut. Peserta permainan ini hanya dapat dilakukan oleh dua orang hingga lebih. Permainan ini dapat dilakukan oleh berbagai tingkatan, pria dan wanita. 

Untuk menjalankan buah permainan selalu menyusuri garis perrnainan yang lurus dan tidak terhalang dengan buah lain. Dan jalan buah tersebut selalu dari pertemuan garis hingga ke pertemuan garis. Jadi letak buah selalu pada pertemuan garis. Tidak dibenarkan menyeberangi lautan. Kalau seorang pemain tidak ada jalan untuk menjalankan buahnya kecuali jalan lautan, maka pemain tersebut dianggap kalah. Justru karena itu dalam menjalankan buah,

Pemain harus dapat memperhitungkan langkah-langkah berikutnya supaya tidak dapat dikurung lawan, dan sebaliknya mereka dalam menjalankan buah selalu berusaha untuk mengurung buah lawan.


25. Sembunyi Di Terang Bulan

Permainan jenis ini hanya dilakukan saat terang bulan. Peralatannya hanyalah kayu bakar yang sudah dipotong-potong, kemudian disusun dari bawah ke atas. Permainan ini biasanya dilakukan di halaman rumah.

Tinggi susunan kayu bakar, biasanya melebihi tinggi badan anak-anak usia 10-13 tahun. Cara bermainnya, mereka memulai dari suten (suit). Siapa yang kalah untuk beberapa saat harus menutup mata. Kemudian, mencari teman-temannya di antara susunan kayu bakar yang mereka buat. Permainan ini dilakukan anak laki-laki dan perempuan. Biasanya mereka lakukan setelah pulang mengaji atau menjelang tidur. Ketika yang kalah (si pencari) menemukan temannya di dalam tumpukan kayu bakar yang disusun, ia harus menebak, siapa gerangan yang ada di dalam. Jika ia salah menebak, maka ia tetap kalah. Demikianlah seterusnya. 


26. Setegur Sayak

Setegur Sayak (sayak=tempurung kelapa) adalah nama suatu permainan dari daerah Kecarnatan Talo, Kabupaten Bengkulu Selatan. Di daerah lain jenis permainan ini disebut dengan nama palak-sayak, main gundu dan main rirnbang. 

Permainan dilakukan dengan melempar sayak menggunakan gundu (sebuah batu sebesar kepalan tinju). Pelempar yang dapat mengenai tempurung berhak mendapatkan tempurung.


27. Sledur/Gobak Sodor
29 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan
Anak anak Sekolah sedang bermain Cak Bur, Galasin atau Gobak sodor.  (Foto : Aktual)

Gobak sodor atau galah asin adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.


28. Slulut

Permainan ini sangat digemari anak-anak Rejang di Lebong, terutama di dusun mereka banyak tebing. Slulut (bersilancar dengan pelepah daun pinang) menggunakan pelepah pinang yang tua yang sudah jatuh. Pelepah daun pinang itu bagian daunnya dipotong dan tinggal beberapa centimeter untuk pegangan.Satu pelepah daun pinang itu bisa dinaiki sekitar 3 s/d 4 anak.

Dan yang paling depan menjadi sopir memegang tanggai pelepah daun pinang. Mereka bia bermain di tanah yang miring. Artinya, tanah yang bisa membuat mereka merosot dari atas ke bawah. Permainan itu sangat mengasyikkan bagi anak-anak terutama di Kotadonok, Talangratu, Rimbo Pengadang, dan Tapus. 


29. Yeye

29 Permainan Asli Khas Bengkulu Yang Sudah Jarang Dimainkan

Permainan yeye tidak lain adalah permainan loncat tinggi. Alat yang digunakan dalam permainan tersebut adalah tali dengan untaian gelang karet. Panjang tali karet antara dua sampai dua setengah meter. Jumlah pemain yang terlibat dalam permainan ini, paling sedikit tiga orang. Di daerah lain indonesia disebut dengan nama yang berbeda misal dengan nama Tali Merdeka (Riau), Lompatan dan lain-lain.