Polo adalah olahraga beregu yang dimainkan di atas kuda dengan tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Pemain mengendalikan bola kayu atau plastik (ukuran 3 - 3,5 inci) menggunakan pemukul panjang yang disebut mallet. Gol dianggap sah apabila bola lewat di antara gawang ditandai dengan dikibarkannya bendera oleh penjaga gawang. Setiap regu polo terdiri dari empat orang pemain dengan jumlah kuda tidak terbatas. Permainan berlangsung dalam periode tujuh menit yang disebut chukka. Keseluruhan permainan dapat berlangsung antara empat sampai enam chukka tergantung pada peraturan turnamen dan asosiasi masing-masing.
Dikutip dari laman historia.id, Cikal bakal olahraga Polo berkuda berasal dari Persia (sekarang Iran). Olahraga berkuda ini dimainkan sejak abad ke-6 SM. Awalnya semacam olahraga perang-perangan di antara prajurit kavaleri yang bertanding secara beregu.
Menurut Carole Hillenbrand dalam Perang Salib: Sudut Pandang Islam, olahraga bernama asli qabak ini dimainkan di padang rumput; melesatkan anak panah sambil menunggang kuda ke arah labu di puncak tiang yang tinggi.
Selanjutnya Polo menyebar ke seluruh Jazirah Arab. Pada era Dinasti Abasiyah (750-1258), ia menjadi olahraga favorit keluarga kesultanan. Dari Jazirah Arab, polo berkembang ke mana-mana: Tiongkok, Tibet, hingga India. Olahraga ini mendunia ketika bangsa Inggris yang berada di negeri koloni India membawanya ke Eropa.
Pertandingan polo berkuda pertama dalam sejarah terjadi sekitar tahun 600 SM. Pada saat itu, Kerajaan Turkoman mengalahkan Kerajaan Persia dalam pertandingan yang disaksikan oleh publik. Kemudian Persia dan Mogul menaklukan India dan dimulailah penyebaran olahraga Polo di Dunia Timur, dan Kaisar Cantaccuzenus (penguasa Byzantium 1341-1347), merupakan salah satu korban pertama dan meninggal yang tercatat dalam sejarah perkembangan olahraga ini.
Klaim dari India
Sebuah negara bagian di wilayah timur laut India bernama Manipur mengaku menjadi asal muasal olahraga Polo berkuda, walaupun olahraga tersebut cukup populer di negara-negara bekas jajahan Inggris.
Diikutip dari historia.id, dijelaskan bahwa olahraga yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai pulu atau sagol sangjei (kuda dan tongkat) ini disaksikan oleh Kapten Robert Stewart dan Letnan Joseph Sherer pada 1859, dalam masa kolonial Inggris.
Mereka mengadopsi aturan pertandingan dan menamainya Polo dan kemudian menyebar di kalangan warga Inggris di Kolkata, lalu dibawa ke Inggris. Pertandingan pertama di Inggris berlangsung di Hurlingham pada 1869.
Lapangan Mapal Kangjeibung sendiri merupakan salah satu lapangan Polo tertua di dunia.
Sebagai catatan, klaim tentang asal usul olahraga ini juga diajukan oleh setidaknya Iran, Mongolia, dan China.
Dikutip dari laman historia.id, Cikal bakal olahraga Polo berkuda berasal dari Persia (sekarang Iran). Olahraga berkuda ini dimainkan sejak abad ke-6 SM. Awalnya semacam olahraga perang-perangan di antara prajurit kavaleri yang bertanding secara beregu.
Menurut Carole Hillenbrand dalam Perang Salib: Sudut Pandang Islam, olahraga bernama asli qabak ini dimainkan di padang rumput; melesatkan anak panah sambil menunggang kuda ke arah labu di puncak tiang yang tinggi.
Selanjutnya Polo menyebar ke seluruh Jazirah Arab. Pada era Dinasti Abasiyah (750-1258), ia menjadi olahraga favorit keluarga kesultanan. Dari Jazirah Arab, polo berkembang ke mana-mana: Tiongkok, Tibet, hingga India. Olahraga ini mendunia ketika bangsa Inggris yang berada di negeri koloni India membawanya ke Eropa.
Pertandingan polo berkuda pertama dalam sejarah terjadi sekitar tahun 600 SM. Pada saat itu, Kerajaan Turkoman mengalahkan Kerajaan Persia dalam pertandingan yang disaksikan oleh publik. Kemudian Persia dan Mogul menaklukan India dan dimulailah penyebaran olahraga Polo di Dunia Timur, dan Kaisar Cantaccuzenus (penguasa Byzantium 1341-1347), merupakan salah satu korban pertama dan meninggal yang tercatat dalam sejarah perkembangan olahraga ini.
Klaim dari India
Sebuah negara bagian di wilayah timur laut India bernama Manipur mengaku menjadi asal muasal olahraga Polo berkuda, walaupun olahraga tersebut cukup populer di negara-negara bekas jajahan Inggris.
Diikutip dari historia.id, dijelaskan bahwa olahraga yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai pulu atau sagol sangjei (kuda dan tongkat) ini disaksikan oleh Kapten Robert Stewart dan Letnan Joseph Sherer pada 1859, dalam masa kolonial Inggris.
Mereka mengadopsi aturan pertandingan dan menamainya Polo dan kemudian menyebar di kalangan warga Inggris di Kolkata, lalu dibawa ke Inggris. Pertandingan pertama di Inggris berlangsung di Hurlingham pada 1869.
Lapangan Mapal Kangjeibung sendiri merupakan salah satu lapangan Polo tertua di dunia.
Sebagai catatan, klaim tentang asal usul olahraga ini juga diajukan oleh setidaknya Iran, Mongolia, dan China.