Olahraga ini diperkirakan muncul sejak 4.000 tahun yang lalu. Kabaddi pertama kali dipertandingkan dalam Asian Games 1990 di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok. Sedangkan, di Indonesia kabbadi sendiri baru dikenal sepuluh tahun terakhir.
Sekilas, kabaddi mirip permainan tradisional Indonesia, Gobak Sodor. Namun, kabaddi memadukan unsur olahraga rugby dan gulat. Kabaddi dimainkan di lapangan berukuran 10 x 13 meter untuk pria dan 8 x 12 meter untuk wanita, dengan sebuah garis tengah (midline) yang membelah lapangan. Permainannya terdiri atas da babak dengan durasi masing-masing 20 menit dan lima menit waktu istirahat antarbabak.
Inti dari permainan ini adalah mencetak poin dengan cara menyerang area musuh dan menyentuh satu atau lebih anggota tim lawan. Ketika menyerang area lawan, penyerang (raider) mesti menyerbu sambil menahan napas dan mengucapkan “kabaddi, kabaddi, kabaddi”. Penyerang tersebut juga harus bisa meloloskan diri dari tangkapan lawan.
Ketika penyerang dari tim lawan datang, tim yang bertahan harus berusaha menghalangi agar ia tidak bisa kembali ke daerahnya dengan cara menahan dan menjatuhkannya ke tanah. Bila tim bertahan gagal menahan penyerang lawan maka pemain yang disentuh oleh si penyerang akan dianggap keluar untuk sementara. Mereka hanya boleh kembali ke lapangan setelah timnya berhasil meraih poin saat menyerang atau menangkap penyerang yang menyerbu ke area timnya.