Dalam olahraga Panjat tebing terdapat dua cara atau teknik pemanjatan yang dikenal umum. Dua teknik tersebut dibedakan berdasarkan perlengkapan yang dibawanya, perlengkapan tersebut ada yang dibawa keseluruhan dan tidak dibawa. Berikut ini du teknik tersebut:
Alpine Tactics / Alpine Push
Alpine Tactics merupakan sistem pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan membawa seluruh perlengkapan dan Peralatan pemanjatan. Biasanya climber yang menggunakan teknik ini bermalam diatas tebing/Flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk. Pemanjat yang menggunakan teknik ini harus mempunyai kemampuan khusus dalam penguasaan tehnik-tenhik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
Biasanya, pemanjat mendirikan bivoac camp jika tersedia cukup teras di tebing ataupun mendirikan hanging bivoac/hammock. Disini, hanging bivoac/hammock dapat didirikan dengan mengaitkan ujung hammock ke dua hanger di tebing ataupun dikaitkan ke dua tebing yang bersebelahan. Memang kelihatan menakutkan, jangankan hammocking di dua tebing, melakukan alpine tactic climbing pun sudah membuat kepala berpikir dua kali. Namun, disitulah sisi adrenalin kita terpacu. Jika berhasil, didapatkan kenikmatan tersendiri.
Di alpine tactic, segala aspek pemanjatan harus diperhitungkan secara sempurna. Seperti peralatan dan perbekalan yang dibawa ke tebing harus seefektif mungkin dan semudah mungkin cara pembawaannya. Lalu, personel yang melakukan alpine tactic climbing pun harus benar-benar pembagian tugasnya. Minimal 3 orang, masing-masing sebagai leader, billayer, dan load carry man. Kenapa segala aspek sistem pemanjatan ini harus sempurna? Karena di sistem ini, kerjasamalah yang paling penting untuk tujuan dan keselamatan pemanjatan ini.
Saat seluruh tim pemanjatan telah mencapai puncak tebing, maka pemanjatan telah dianggap berhasil.
Himalayan Tactic/Siegger Tactic/Himalayan Style
Himalayan Tactics adalah Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapan pemanjat dan pemanjat kembali ke shelter induk. Bila ada salah satu tim mencapai puncak maka pemanjatan dianggap berhasil.
Dalam Himalayan tactic, semua personel pemanjatan akan selalu turun kembali ke bawah saat 1 orang berhasil mencapai puncak. Tali yang digunakan pun ditinggal di pitch terakhir untuk melanjutkan pemanjatan dengan orang yang berbeda. Panjang tali disesuaikan dengan panjang lintasan pemanjatan. Tidak selalu tebing yang pendek menggunakan tali yang pendek pula. Bagaimana jika tebing pendek tersebut memiliki hanger dimana-mana? Tetap saja si tali mengikuti arah hanger.
Himalayan tactic dapat dilakukan dengan teknik free climbing, artifisial climbing, atau solo climbing. Dalam Himalayan tactic semua personel pemanjatan tidak akan selalu menetap di tebing.
Sumber:
Alpine Tactics / Alpine Push
Alpine Tactics merupakan sistem pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan membawa seluruh perlengkapan dan Peralatan pemanjatan. Biasanya climber yang menggunakan teknik ini bermalam diatas tebing/Flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk. Pemanjat yang menggunakan teknik ini harus mempunyai kemampuan khusus dalam penguasaan tehnik-tenhik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
Biasanya, pemanjat mendirikan bivoac camp jika tersedia cukup teras di tebing ataupun mendirikan hanging bivoac/hammock. Disini, hanging bivoac/hammock dapat didirikan dengan mengaitkan ujung hammock ke dua hanger di tebing ataupun dikaitkan ke dua tebing yang bersebelahan. Memang kelihatan menakutkan, jangankan hammocking di dua tebing, melakukan alpine tactic climbing pun sudah membuat kepala berpikir dua kali. Namun, disitulah sisi adrenalin kita terpacu. Jika berhasil, didapatkan kenikmatan tersendiri.
Di alpine tactic, segala aspek pemanjatan harus diperhitungkan secara sempurna. Seperti peralatan dan perbekalan yang dibawa ke tebing harus seefektif mungkin dan semudah mungkin cara pembawaannya. Lalu, personel yang melakukan alpine tactic climbing pun harus benar-benar pembagian tugasnya. Minimal 3 orang, masing-masing sebagai leader, billayer, dan load carry man. Kenapa segala aspek sistem pemanjatan ini harus sempurna? Karena di sistem ini, kerjasamalah yang paling penting untuk tujuan dan keselamatan pemanjatan ini.
Saat seluruh tim pemanjatan telah mencapai puncak tebing, maka pemanjatan telah dianggap berhasil.
Himalayan Tactic/Siegger Tactic/Himalayan Style
Himalayan Tactics adalah Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapan pemanjat dan pemanjat kembali ke shelter induk. Bila ada salah satu tim mencapai puncak maka pemanjatan dianggap berhasil.
Dalam Himalayan tactic, semua personel pemanjatan akan selalu turun kembali ke bawah saat 1 orang berhasil mencapai puncak. Tali yang digunakan pun ditinggal di pitch terakhir untuk melanjutkan pemanjatan dengan orang yang berbeda. Panjang tali disesuaikan dengan panjang lintasan pemanjatan. Tidak selalu tebing yang pendek menggunakan tali yang pendek pula. Bagaimana jika tebing pendek tersebut memiliki hanger dimana-mana? Tetap saja si tali mengikuti arah hanger.
Himalayan tactic dapat dilakukan dengan teknik free climbing, artifisial climbing, atau solo climbing. Dalam Himalayan tactic semua personel pemanjatan tidak akan selalu menetap di tebing.
Sumber:
- https://nadoutdoorlife.blogspot.com/2017/07/teknik-dalam-panjat-tebing.html
- http://rockclimbing12.blogspot.com/2017/03/sistem-pemanjatan.html